Bersama Orang Madura Naik Pesawat ke Jakarta, Sekadar Humor
Humor menjadi bagian penting kehidupan sehari-hari masyarakat. Produksi humor dan lelucon bisa dipungut dari peristiwa yang remeh. Tapi bisa juga dari sifat kepandiran seseorang akibat jarak ilmu dan pengetahuan seseorang.
Amrin Pembolos, tokoh humor kita, menyampaikan pesan kecil dari humor di atas pesawat terbang. Seorang Madura yang baru kali pertama naik “kapal terbang” Ke Jakarta. Begini humornya:
Pesawat Garuda tujuan Surabaya - Jakarta tadi pagi bersiap take-off tapi tertunda gara-gara Saridin (Asal Nganjuk tapi lama di Sumenep yang baru kali pertama naik pesawat) dengan tiket ekonomi, tapi ngotot pengen duduk di kelas bisnis.
Alex (pemilik kursi bisnis): “Maaf pak... Ini kursi saya.”
Saridin:
”Sampean siapa ?”
Alex:
”Saya penumpang yang duduk di sini pak..!”
Saridin :
”Penumpang..? Aku penumpang juga, sama-sama bayar..! sama-sama penumpang, gak usah ngator-ngator"
Alex lapor ke pramugari.
Pramugari :
“Maaf pak Saridin.. bapak mestinya duduk di belakang.”
Saridin :
“Sampean siapa.?”
Pramugari :
“Saya pramugari.”
Saridin :
“Pramugari itu apa?
Pramugari :
“Pramugari itu yang melayani penumpang.”
Saridin :
“ Oh, babu? Tak kira siapa, sudahlah tak osah ros-ngoros oreng lain, cuci piring saja di belakang. Pokoknya aku enak duduk di sini saja. Sampeyan mau apa ?!!”
Pramugari habis akal, dia memanggil pilot.
Pilot:
“Maaf pak, mestinya bapak duduk di belakang..!!”
Saridin :
“Sampean siapa ?”
Pilot :
“Saya pilot pak.”
Saridin :
“Pilot itu apa?”
Pilot :
“ Pilot itu yang mengemudikan pesawat ini”
Saridin :
“ Oh sopir...?” Tak kira siapa, bajunya seperti seragam LLAJ, pake topi, e taunya sopir. Pokoknya aku tak mau pindah. Sekarang sampeyan mau apa ?
Mattali orang asli Madura yang baru masuk pesawat mendengar ribut-ribut bertanya pada pilot, kemudian dia manggut-manggut dan mendekati Saridin sambil membisikkan sesuatu di telinganya, Saridin tiba-tiba bangkit sambil mel ngomél :
“ Dasar sopir gila, babu tak punya otak, untung ada bapak Mattali ini yang ngasih tau sengkok. Klo ndak, aku ndak sampe Jakarta.
Saridin pun pindah ke belakang,
Pilot merasa takjub, dia bertanya pada Pak Mattali :
“Apa sih yg bapak bisikkan, koq tiba-tiba dia sukaréla pindah kursi?”
Mattali :
“Saya tanya, bapak mau kemana? Dia jawab mau ke Jakarta.
Saya bilang anda salah duduk ... kalau mau ke Jakarta duduknya harus di belakang..... yang di depan itu tujuannya ke Jember".