Kisah Nakhoda KMP Dharma Rucitra Berlebaran di Kapal Tiap Tahun
Lebaran identik dengan mudik dan berkumpul dengan keluarga. Namun, tak semua orang bisa mendapatkan keistimewaan itu. Ada orang-orang yang justru bekerja, demi kelancaran perayaan Lebaran itu sendiri. Salah satunya adalah nakhoda atau kapten kapal. Meski Lebaran, nakhoda tetap melaksanakan aktivitasnya, membawa penumpang menyeberang, bertemu sanak saudara.
Salah satu nakhoda yang setiap tahun selalu bekerja setiap hari H lebaran adalah Supardi, 47 tahun. Warga Perumahan Villa Bukit Mas, Banyuwangi ini merupakan nakhoda KMP Dharma Rucitra yang melayani lintasan penyeberangan Ketapang-Gilimanuk.
Selama belasan tahun pria ini selalu berlebaran di anjungan tempatnya menjalan tugas memimpin kru kapal. “Sejak Saya kerja di kapal, tidak pernah lebaran kumpul dengan keluarga,” jelasnya.
Pria berpostur tinggi ini mengatakan, dirinya mulai bergabung di perusahaan pelayaran tempatnya bekerja sejak tahun 2005. Di kapal, sebenarnya ada dua shift kerja dalam sehari. Masing-masig shift 12 jam. Namun selama ini, dirinya selalu mendapatkan shift kerja pada hari H Lebaran.
Dia menjelaskan, meski Lebaran, kapal yang diawakinya tetap harus beroperasi sesuai jadwal yang telah ditentukan. Sehingga, dirinya tetap bekerja seperti biasa ketika mendapatkan shift pada hari H lebaran. “Memang tidak pernah lebaran di rumah, selalu di atas kapal,” jelasnya ditemui di akhir April 2022.
Di lubuk hati yang paling dalam, sebenarnya Supardi ingin berlebaran bersama keluarganya di rumah. Namun menurutnya, ini sudah menjadi konsekuensi dari pekerjaannya yang melayani masyarakat. Dia mengaku selalu terharu ketika dirinya mendengar suara dan lantunan takbiran lebaran dari pengeras suara di masjid.
“Terharu sekali saat mendengar takbiran, kadang sampai meneteskan air mata,” ungkapnya.
Menjadi seorang nakhoda tentu memiliki suka duka tersendiri. Kalau dukanya, kata dia, saat lebaran tidak bisa berkumpul dengan keluarga. Sukanya, menurut Supardi, dalam hatinya ada kepuasan tersendiri saat bisa melayani masyarakat pengguna jasa penyeberangan baik untuk mudik atau bersilaturahmi dengan keluarganya.
“Yang penting kami bisa mengantarkan masyarakat dengan selamat, bisa mengantar mudik itu sebuah kepuasan tersendiri bagi saya,” tegasnya.
Selama ini, menurut Supardi, keluarganya tidak pernah protes meskipun dirinya tak pernah bisa berlebaran di rumah. Sebaliknya, keluarganya sangat mendukung dengan profesi yang dijalaninya saat ini.
“Keluarga tidak pernah komplain, sebaliknya sangat mendukung Saya. Sebab ini sudah menjadi tugas dan kewajiban saya sebagai seorang nakhoda,” tegasnya.
Advertisement