Kisah Mantan Pelaku Bom Bali Umar Patek: Dulu Meramu Bom, Sekarang Sibuk Meramu Kopi
Tidak ada yang bisa menjamin nasib seluruh orang di masa depan. Apalagi terhadap mereka yang dahulu dicap sebagai pembunuh dan teroris, seperti Umar Patek. Mantan narapidana kasus terorisme ini telah meluncurkan produk kopi. Usahanya ini diberi nama 'Ramu Coffee'.
Dalam acara peluncuran perdana produk kopi tersebut, dihadiri oleh Irjen Pol Marthinus Hukom, mantan Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Brimob Polri. Pada medio 2000-an, Irjen Pol Marthinus Hukom mengejar-ngejar Umar Patek.
Umar Patek sendiri dikenal sebagai salah satu militan Jamaah Islamiyah (JI). Dirinya memiliki peran yang sentral dalam sejumlah serangan terorisme terbesar, termasuk di antaranya adalah Bom Bali I, pada 11 Oktober 2002, yang terjadi di Legian, Kuta, Bali dan menewaskan lebih dari 202 jiwa.
Akibat keterlibatannya dalam peristiwa tersebut, sosoknya pun dicap sebagai teroris paling dicari seantero Asia Tenggara. Bahkan, dirinya dan kelompok JI juga memiliki relasi dengan organisasi terorisme paling berbahaya yang berhasil se-jagat raya, yakni Al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden.
Bahkan, pihak keamanan negara adidaya Amerika Serikat juga turut ikut serta dalam upaya pencarian Umar Patek. Pada tahun 2008, Amerika bahkan berjanji akan memberikan US$ 1 juta bagi siapapun yang berhasil menemukan atau bahkan menangkap Umar Patek.
Setelah menjadi target buronan dan kabur dari satu negara ke negara lainnya, Umar Patek pun berhasil diringkus pada tahun 2011 di Pakistan. Dirinya kemudian diekstradisi ke Tanah Air untuk kemudian dibawa ke pengadilan karena perannya dalam peristiwa Bom Bali.
Umar Patek lalu divonis hukuman 20 tahun penjara pada tahun 2012. Tetapi, pada Agustus 2022, ia menerima pengurangan hukuman atau remisi. Hal ini memungkinkan dia untuk memenuhi bebas bersyarat.
Setelah menjalani masa hukuman penjara selama 10 tahun lamanya, Umar Patek resmi dibebaskan pada Desember 2022, usai menyatakan ikrar setia ke NKRI, berperilaku baik selama di penjara, dan partisipasi dalam program deradikalisasi. Namun, vonis bebas yang diterima Umar Patek menimbulkan kontroversi di masyarakat, terutama mereka yang merupakan anggota keluarga serta kerabat dari korban Bom Bali.
Usaha Kopi dengan drg David Andreasmito
Saat ini, Patek telah menghirup udara bebas dan tinggal bersama istrinya, Ruqayyah Husein, seorang berkebangsaan Filipina di Kecamatan Porong, Sidoarjo. Berkat dukungan penuh dari seorang dokter sekaligus pengusaha terkemuka di Surabaya, drg David Andreasmito, dirinya saat ini sedang merintis usaha kopi miliknya tersebut.
"Pertama, Umar kalau dibalik jadi 'Ramu', yang kedua Umar dulu meramu bom, sekarang Umar meramu kopi," ungkapnya seraya tersenyum kepada awak media.
Umar Patek pun menceritakan pertemuannya dengan drg David, pasca bebas bersyarat dari LP Porong, Sidoarjo pada Desember 2022. Saat itu, drg David mencari-carinya dan berusaha merangkulnya dan memperlakukan Umar Patek layaknya keluarganya sendiri.
"Dua bulan setelah saya bebas saya ketemu dengan drg David. dia baca berita terus cari informasi tentang saya dimana. Sampai akhirnya ketemu dan saya dipertemukan. Terus sejak itu hubungan kami baik, akrab. Jadi hampir dua tahun,” ucapnya.
Kehadiran Irjen Pol Marthinus Hukom pada saat acara peluncuran produk kopinya tersebut bukan tanpa alasan yang jelas. Marthinus, yang sekarang menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) ini adalah perwira tinggi Polri yang terlibat dalam berbagai operasi pencarian para pelaku terorisme, termasuk pelaku Bom Bali I.
"Pak Marthinus dulu Kepala Densus 88 yang ngejar-ngejar saya, ada yang lain seperti Pak Tito (Mendagri Tito Karnavian) turun, setelah itu turun ke Pak Haji Syafii, setelah itu Pak Martinus. Sekarang dia (Marthinus Hukom) sudah baik dengan saya,” ucapnya.
Umar Patek pernah Dibanderol 10 Juta Dolar AS
Marthinus mengatakan, Umar Patek adalah sosok yang hebat. Ia berusaha mengenang upaya pengejaran pemilik nama asli Hisyam bin Alizein ini belasan tahun lalu dengan usaha yang keras.
“Saya mengakui beliau sebagai orang yang hebat, beliau telah mengakui kita juga sebagai orang-orang yang hebat. Dia sudah dikepung berkali-kali dan dinyatakan mati berkali-kali oleh pemerintah Filipina, tapi hari ini beliau ada di sini,” ucap Marthinus.
Menurutnya, meskipun perawakannya kecil, Umar Patek sangat ditakuti oleh pihak keamanan di Filipina dan Amerika Serikat hingga dirinya dibanderol dengan nominal 10 juta dolar Amerika Serikat (AS).
“Jadi bayangkan ini seorang Umar Patek yang terlihat kecil tapi ditakuti oleh orang-orang Filipina dan Amerika bahkan dikasih banderol 10 juta dolar (Amerika),” jelasnya.
Pingin punya Momongan dan Membesarkan Usaha Kopi
Sekarang, Umar Patek pun berharap bisa hidup lebih baik. Ia ingin produk kopinya yang berasal dari kawasan Ijen, Bondowoso tersebut bisa diterima masyarakat luas dan nantinya laku di pasaran.
Rencananya, drg David dan Umar akan berusaha untuk mendistribusikan Ramu Kopi ke warung-warung kopi, toko, tempat wisata, berbagai daerah di Indonesia, hingga menembus pasar ekspor di luar negeri.
“Tentunya manusia wajar ingin (produk yang dijual) laris. Laris tapi berkah. Saya ingin punya usaha sendiri, salah satunya ini biar hidupnya enggak nebeng terus. Rencana ke depan juga saya ingin punya anak. Saya belum punya anak sejak menikah tahun 1998, belum dikaruniai keturunan sampai sekarang,” pungkasnya.
Advertisement