Kisah Laila, Meraih Impian Kuliah S1 Untuk Wujudkan Cita-cita
Melanjutkan studi di perguruan tinggi tidak pernah dibayangkan oleh Laila. Pemilik nama asli Siti Nur Lailatul Hasanah ini anak yatim piatu. Gadis 19 tahun ini berasal dari keluarga prasejahtera di Surabaya.
Laila, satu dari sekian banyak lulusan SMA yang berhasil diterima menjadi mahasiswa baru di kampus STIKOSA-AWS. Kampus yang dijuluki sebagai kampus digital. Ia masuk melalui jalur KIP (Kartu Indonesia Pintar) tahun akademik 2022/2023.
“Awalnya sih saya gak pernah kepikiran ada kesempatan bisa lanjut kuliah di sini (STIKOSA-AWS). Saya sih bersyukur sudah lulus SMK saja sudah cukup. Sekarang saya didaftarkan di kampus ini untuk menggapai impian saya,” ungkap polos gadis kelahiran Surabaya ini.
Kampus digital ini ternyata adalah satu-satunya pilihan Laila. Lantaran sesuai dengan cita-citanya menjadi seorang Public Speaking profesional.
“Sejak dulu cita-cita saya ingin menjadi Public Speaking profesional seperti orang-orang yang terkenal di media sosial, yang membawakan berita, seperti itu,” ujar Laila.
Laila diterima sebagai mahasiswa baru (maba) kampus STIKOSA-AWS tahun ini, lewat Geng Gemes (Gerakan Mengajak Sedekah). Sebuah komunitas pegiat sosial di Surabaya.
Dikisahkan Laila, ia ditinggal ayah dan bundanya meninggal dunia sejak usia kanak-kanak. Sejak saat itu, Laila dan adiknya tinggal bersama kakek dan neneknya di kawasan Karang Menjangan Surabaya.
Selama itu pula, Laila bersama adiknya diajarkan hidup mandiri. Lantaran penghasilan kakek dan neneknya yang berusia lebih dari 50 tahun, belum dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka.
Selain menjalani aktivitas sekolah, Laila juga membantu dengan berjualan roti bakar. Rutinitas ini dilakukannya selepas sekolah. Sejak SMP hingga SMK, dengan modal usaha dari bantuan yang dihimpun relawan Geng Gemes.
“Penghasilan saya setiap harinya tidak menentu, kadang sepi terkadang lumayan laku dengan hasil pas-pasan,” ujarnya.
Selain Laila, mahasiswa baru di STIKOSA-AWS yang masuk melalui program KIP Kuliah bernama Muhammad Alif Maulana, juga berasal dari keluarga prasejahtera.
Menurut humas Direktorat Marketing and Public Relations (DMPR) STIKOSA-AWS, tahun akademik 2022/2023 ini hingga awal gelombang 3 pendaftaran, jumlah pendaftar mengalami peningkatan pesat. Hampir 200 persen di bandingkan tahun sebelumnya. Baik melalui jalur reguler, jalur prestasi (Japres) akademis maupun non akademis, serta melalui jalur KIP Kuliah.
Sebagai bagian dari kepedulian perguruan tinggi terhadap kondisi masyarakat pasca pandemi, STIKOSA-AWS juga merealisasi program pemerintah untuk memberikan kesempatan Laila dan Alif sebagai keluarga tidak mampu, untuk dapat berkuliah di STIKOSA-AWS melalui program KIP Kuliah.
Ketua STIKOSA-AWS Dr. Meithiana Indrasari, ST., MM. mengatakan, “Setelah mengetahui hasil verifikasi tim PMB kami di lapangan, setelah melakukan survei dan analisis, Laila dan Alif memang betul- betul berhak dan layak mendapat KIP untuk diajukan kuliah di Stikosa-AWS dan kita perjuangkan untuk disetujui,” ujar Dr. Mei, sapaan akrab Dr. Meithiana Indrasari.
“Kalau kita mau bilang pengabdian konkret ya ini, program pengabdian yang bukan wacana ya ini, jadi benar- benar program dari pemerintah (KIP Kuliah) sesuai dengan peruntukannya. Nah, STIKOSA-AWS memiliki concern untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat, salah satunya yang kongkret ini. Jadi kita laksanakan secara total,” imbuh Dr. Mei, saat menyambut kedatangan pendaftar kuliah yang dibawa Geng Gemes di ruang layanan penerimaan mahasiswa baru, Selasa 2 Agustus 2022 siang.