Kisah Hikmah: Tentang Zuhud, Jujur, dan Adil
Alkisah. Menurut suatu pendapat, Raja Kisra adalah raja paling adil. Diceritakan bahwa pada suatu saat, seseorang membeli sebuah rumah dari seseorang. Pembeli itu menemukan peti di dalamnya. Ia pun pergi kepada penjual, dan menceritakan penemuannya di rumah yang baru dibelinya.
“Aku menjual rumah kepadamu. Aku tidak tahu di dalamnya terdapat sebuah peti. Itu adalah milikmu,” jelas penjual.
Pembeli berkata, “Engkau harus mengambilnya. Sebab, peti itu tidak termasuk dalam pembelianku.”
Perdebatan antara keduanya berlangsung cukup lama. Mereka meminta Raja Kisra memberikan keputusan terbaik kepada mereka. Ketika mereka sampai di depan raja dan menceritakan masalah peti, raja terdiam cukup lama.
“Apakah kalian mempunyai anak?”
“Aku mempunyai seorang anak laki-laki baligh,” jawab penjual.
“Aku mempunyai seorang anak perempuan yang sudah baligh,” jawab pembeli.
“Aku memerintahkan kalian untuk mengawinkan anak lakilaki dengan anak perempuan, agar terdapat hubungan dan kekerabatan antara kedua anak tersebut. Dan, nafkahkan peti itu untuk kebaikan mereka,” jelas raja.
Penjual dan pembeli itu pun melakukan perintah raja.
Menurut suatu pendapat, raja mengambil pekerja di beberapa daerah. Pekerja menyerahkan tambahan pada penghasilan kebiasaannya setiap tahun kepada raja. Ketika itu sampai di tangan raja, raja mengembalikan tambahan tersebut kepada pemiliknya. Raja juga memerintahkan agar pekerja tersebut ditahan.
“Setiap raja yang mengambil sesuatu secara zhalim dari rakyatnya, maka tidak akan bahagia selamanya Serta, barakah dari tanahnya diangkat, dan ia akan sengsara Kerajaan bergantung rajanya. Raja dijaga oleh pengawal. Pengawal dapat bertahan dengan harta. Harta diperoleh dengan membangun negara. Dan, membangun negara terwujud dengan adil terhadap rakyat. Wassalam."
Ketika ditanya, mana yang lebih utama bagi seorang raja, berani atau adil? Sebagian ahli hikmah berkata, “Apabila seorang raja adil, maka tidak dibutuhkan lagi keberanian.”
Demikian dikisahkan dalam Kitab An-Nawadir bab tentang Zuhud, ikhlas.
Semoga kita bisa menjadi orang Zuhud dalam hidup ini Aamiin.
Dzikir pagi
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ.
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
tambahkan sayyidul istighfar
اللّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآ إِلٰهَ إِِلآّ أَنْتَ ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَ أَبُوْءُ بِذنْبِي، فَاغْفِرْلِيْ ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إلاَّ أَنْتَ
Yang mau baca artinya juga boleh.
“Ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau sudah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan berusaha selalu ta’at kepada-Mu, sekuat tenagaku Yaa Allah. Aku berlindung kepada-Mu, dari keburukan yang kuperbuat. Kuakui segala nikmat yang Engkau berikan padaku, dan kuakui pula keburukan-keburukan dan dosa-dosaku. Maka ampunilah aku ya Allah. Sesungguhnya tidak ada yg bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.”
Jangan lupa shalawat Fatih
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ، الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ، وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ .
Semoga hari ini lebih baik dari hari sebelumnya.