Kisah Herbalis Afghanistan Klaim Temukan Obat Covid-19
Hakim Alokozai, tinggal di Kabul, Afghanistan. Pemerintah setempat telah mengeluarkan surat penahanan sejak Juni lalu. Namun hingga kini Alokozai masih membuat campuran minuman yang diklaim mampu menyembuhkan Covid-19. Minuman yang menurut pemerintah setempat terbuat dari ramuan narkoba.
Kisah Alokozai salah satunya disebarkan oleh Mohammad Zaman. Laki-laki berusia 50 tahun ini pergi ke Kabul, untuk mendapatkan obat buatan Alokozai. Bersama 12 penduduk dari desanya di Provinsi Kunduz, Zaman pulang membawa cukup obat untuk ratusan warga di wilayahnya, 335 kilometer dari Kabul, yang terserang Covid-19.
"Saya sakit lebih dari sebulan. 10 hari saya menggunakan cairan ini, dan gejala sesak napasnya hilang," katanya sambil menunjukan segelas teh dengan tiga tetes obat milik Alokozai.
Obat Alokozai dipilih karena Zaman dan sebagian besar warga Afghanistan tak mau pergi ke dokter untuk berobat. Mereka lebih percaya mencari obat herbal dibanding pergi ke rumah sakit. "Orang-orang yang mati karena Covid-19 karena mereka pergi ke rumah sakit,' katanya sambil mengklaim jika obat itu telah menyembuhkan lebih dari lima juta orang di negaranya. Kini sedikitnya 1.409 pasien meninggal akibat Covid-19.
Sebelunya, pemerintah setempat memeriksa obat milk Alokozai. Hasilnya, pemerintah menemukan jika cairan tersebut verisi opium, papaveruine, kodein, morfin, dan sejumlah ramuan herbal lainnya.
Pada sebuah konferensi pers, Menteri Kesehatan Ahmad Jawad Osmani mengatakan jika ramuan itu adalah campuran narkotika dan bisa menyebabkan dampak kecanduan. Juru Bicara Kementerian Kesehatan Masooma Jafari mengatakan "Tak ada obat untuk Covid-19, dan ramuannya tak bisa mencegah gejalanya," katanya sambil meminta agar pemerinta segera menangkap Alokozai agar tak lagi mengedarkan ramuan tersebut.
Meski, hingga saat ini, Alokozai yang berasal dari Kandahar, berhasil lolos dari penahanan. Berada di Kabul, ia tetap mendistribusikan obatnya dengan gratis. "Saya tak melakukan kriminal. Saya sangat gembira jika mereka menangkap saya, biarlah mereka mencoba menangkap saya,' katanya dikutip dari Aljazeera, Kamis 3 September 2020.
Ia pun menantang pemerintah untuk memeriksa pasien yang meminum ramuannya. Tujuannya memastikan apakah mereka masih mengalami gejala atau tidak. "Saya tak ingin membangun gedung bertingkat, saya hanya ingin membuat Afghanistan lebih baik," katanya.
Alokozai adalah laki-laki berusia 62 tahun. Sebagai herbalis ia tak pernah mengenyam pendidikan formal atau pelatihan dan telah berpraktik lebih dari 40 tahun. Ia juga mengklaim telah mengembangkan pengobatan lain, seperti untuk HIV dan berbagai jenis kanker. Meski metodenya selalu dipertanyakan, ia punya banyak pengikut. (Alj)