Kisah Eks Kru KRI Nanggala-402 Nyaris Hilang saat Operasi
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto telah mengumumkan bahwa kapal selam KRI Nanggala-402 telah ditemukan dengan kondisi yang terbelah menjadi tiga di kedalaman 838 meter di perairan Bali, Minggu 25 April 2021 petang.
Kabar tersebut sontak membuat seluruh masyarakat Indonesia ikut berduka. Termasuk eks kru KRI Nanggala-402, Laksamana Muda TNI (purn) Frans Wuwung yang menjadi salah satu orang pertama membawa kapal tersebut dari Jerman ke Indonesia pada tahun 1981 lalu.
"Itu kapal kebanggaan saya. Nama saya menjadi besar karena kapal itu," ungkap Frans.
Bagi Frans kapal tersebut bukan kapal selam biasa, kapal selam itu dinilainya sangat tangguh menghadapi berbagai keadaan darurat yang pernah ia rasakan.
Pengalaman pertama, pada saat pengisian baterai di pangkalan, tiba-tiba diesel kapal yang digunakan untuk mengisi baterai meledak yang membuat kerusakan terhadap satu dari empat mesin yang ada.
"Pada saat itu saya disidang dan dipanggil langsung pembuat kapal untuk sidang. Untungnya saat itu saya dimenangkan karena memang mesin pada saat itu jelek sehingga meledak. Akhirnya langsung diganti oleh pembuat kapal," aku Frans.
Kemudian, pengalaman hebat lainnya adalah kapal nyaris hilang saat operasi ke Filipina. Saat itu kapal sedang snorkling untuk pengisian baterai menggunakan mesin diesel, namun karena ombak besar membuat katup udara mesin yang di atas kapal terisi air. Seharusnya, katup tersebut dan mesin diesel secara otomatis tertutup apabila terkena air.
Alhasil, air masuk ke mesin yang membuat udara vakum di dalam sehingga seluruh ruangan berkabut. Hampir seluruh ABK pada saat itu terkapar karena mabuk laut dan sulit bernafas, bahkan ada yang sampai mengalami pecah gendang telinga.
"Pada saat itu saya berdoa mohon bantuan tuhan karena kondisi saat itu anak buah sudah banyak yang pingsan gak kuat. Lalu ternyata saya lihat ada satu katup di dalam itu tidak tertutup yang harusnya ditutup anak buah, langsung kita tutup air berhenti. Itu kalau tidak kita tutup sudah hilang juga, jadi langsung kita pompa air di dalam keluar jadi kita bisa mengapung di atas," kata Frans.
Setelah itu, kapal langsung bisa beroperasi kembali karena baterai sudah terisi. Sehingga, motor penggerak baling-baling berjalan dengan normal. Karena itu, lanjut Frans, kapal tersebut meninggalkan banyak cerita baginya. Tak hanya cerita, kerja kerasnya itu membuatnya ia bisa mendapat pangkat yang lebih tinggi, dan pensiun dengan dua bintang di pundak.
"Sangat-sangat membanggakan, dan kapal itu kapal yang paling tangguh karena paling lama beroperasi. Kejadian sekarang membuat saya sangat sedih, saya sedih banyak adik-adik saya yang menjadi korban. Semoga tidak ada kejadian seperti ini ke depan," pungkasnya.
Dengan kejadian ini, Frans berpesan, agar segera mengevaluasi kejadian tersebut. Lalu, melakukan peremajaan kapal, dan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang bertugas di kapal selam.