Kisah Dokter di Gaza Amputasi Kaki Anaknya tanpa Bius
Dokter Hany Al-Faishal, seorang dokter di Gaza, menuturkan harus memotong kaki anak perempuannya tanpa anestesi atau bius. Kondisi itu disebabkan hujan bom yang dilakukan Israel di sekitar kediamannya.
Kisah itu dibagikan lewat video yang viral di media sosial. Sejumlah akun Instagram dan Twitter milik media massa, mengunggah video dari dokter tersebut.
"Kami telah dikepung 15 hari. Saya mengamputasi kaki anak saya tanpa anesthesia, di atas meja makan. Di mana kemanusiaan," katanya sambil berbicara ke arah kamera.
Anaknya yang berusia 16 tahun tampak berada di atas meja dan ada di hadapannya. Terdengar ledakan suara bom di dalam video. "Anak saya terluka karena serangan udara Israel, saya tak bisa membawanya ke RS Al Shifa, jaraknya hanya 5 menit. Di mana negara Arab, di mana hak asasi manusia, di mana martabat manusia," katanya sambil terisak menahan tangis.
Ia tak bisa membawa anaknya keluar ke rumah sakit, lantaran serangan Israel terjadi di sekitar kediamannya.
Di dalam video juga dijelaskan jika ia melakukan operasi menggunakan gergaji dan jarum di rumahnya. Anaknya terluka lantaran serangan bom udara ke rumahnya. "Apa salah kita, apa yang kita lakukan, hanya Allah tempat berlindung," kata dokter tersebut.
RS Al Shifa diketahui menjadi salah satu lokasi yang sering menjadi sasaran serangan Israel. WHO menyebutnya sebagai zona kematian, dikutip dari Al Jazeera, Rabu 17 Januari 2024.
Hingga saat ini, laman OCHA dari PBB menyebut terdapat sedikitnay 10.000 anak tewas di Gaza. Al Jazeera menyebut sedikitnya 1.000 anak di Palestina yang selamat, kehilangan salah satu atau kedua kakinya. Sebagian besar dilakukan lewat operasi tanpa bius. Rata-rata 10 anak kehilangan salah satu kakinya dalam seharinya.
PBB menyebut Israel menciptakan kondisi yang tidak memungkinkan untuk mengirim bantuan medis dan kemanusiaan, termasuk anestesi ke Gaza, akibat hujan bom yang terus menerus. Kondisi yang tidak mendapatkan penjelasan dari Israel.
Sedikitnya, 24.285 orang tewas sejak serangan berlangsung per 7 Oktober 2023 lalu. Sebanyak 61.154 orang terluka di Gaza. Sedangkan korban di pihak Israel mencapai 1.139 orang meninggal.