Kisah Dimas Tebus Ijazah Setelah 2 Tahun Tertahan di Sekolah
Senyum tersungging di bibir Dimas Hadi Saputra saat keluar membawa ijazah SMA-nya, setelah dua tahun tertahan disekolah karena tunggakan biaya. Laki-laki berusia 19 tahun ini adalah salah satu dari 729 anak yang menerima program tebus ijazah oleh Pemkot Surabaya.
Dimas menceritakan, dua tahun lalu ijazahnya belum bisa diambil lantaran tunggakan keuangannya belum terselesaikan. "Saya lulus sejak 2020, belum bisa ambil ijazah karena ada kurang bayar uang SPP sekitar Rp 2 sampai Rp 3 Juta," kata siswa MA Imam Syafi'i ini.
Karena tak memiliki ijazah sekitar dua tahun, Dimas pun sempat menolak beberapa tawaran pekerjaan dari perusahaan yang mensyaratkan ijazah. "Sempat gak bisa kerja waktu itu, ada tawaran dari PT tapi harus pakai ijazah jadi ndak bisa keambil," imbuhnya.
Sebenarnya, selama ini Dimas juga sudah menabung untuk mengambil ijazahnya dengan bekerja di toko roti milik kenalannya. Tapi uangnya belum terkumpul hingga mendapat bantuan tebus ijazah dari Pemkot Surabaya. "Karena gak punya ijazah kerja di toko roti milik teman, sambil nabung juga buat ambil ijazah. Tapi bersyukur hari ini dapat bantuan," ungkapnya.
Ia pun merasa senang dan bahagia karena bisa mendapatkan ijazahnya hari ini. Ke depannya Dimas pun berkeinginan untuk melanjutkan kuliahnya di UIN Sunan Ampel. "Pengen sih, habis ini lanjut kuliah di UIN Sunan Ampel," tandasnya.
Sebanyak 729 siswa SMA/SMK/MA sederajat ditebus ijazahnya oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Mereka belum mengambil ijazah lantaran ada tunggakan keuangan yang belum terselesaikan. Program ini dilakukan dengan uang zakat para ASN Kota Surabaya melalui Baznas Surabaya.
Advertisement