Kisah dari Bawah Laut Saat Black Box Lion Air Ditemukan
Menemukan black box Lion Air JT 610 bukanlah tanpa kendala. Arus deras dan tidak adanya tanda-tanda keberadaan benda di sekitarnya membuat tim penyelam sempat ragu.
Sersan Satu Marinir Hendra Syahputra dari Batalyon Intai Amfibi Korps Marinis sempat menceritakan bagaimana kondisi kritis saat pencarian kotak hitam tersebut.
"Saat kami turun, arus dalam kencang. Dengan keterbatasan, kami lantas menggunakan tali agar tidak terbawa arus," kata Hendra dalam siaran pers yang diterima Antara, Kamis 1 November 2018.
Di sekitar lokasi pencarian, Hendra dan beberapa rekannya sebenarnya hanya mendapati sedikit serpihan pesawat sehingga membuat mereka sempat ragu.
Namun, mereka tetap berusaha menghapus keraguan dengan mengikti arah sinyal dari black box. Sebuah kotak yang hampir tertutup endapan lumpur akhirnya mereka temukan di kedalaman 35 meter dengan koordinat S 05 48 48.051 - E 107 07 37.622 dan koordinat S 05 48 46.545 - E 107 07 38.
"Kami awalnya putus asa karena arus sangat kencang, tapi kami percaya yakin dengan tekad dan hati yang iklas serta mengikuti alat yang kami bawa, kami kecilkan areanya lalu pada tempat yang alatnya menimbulkan bunyi sensitif kami gali lumpur tersebut dan mendapatkan black box," kata dia.
Perihal arus yang kencang juga dirasakan anggota tim lain. "Saya bisa bergeser hingga 70-100 meter dari perahu (titik selam) saking kencangnya arus bawah laut," ujar Ketua Jawa Barat Squad Rescue, Ramdhan Dani, di Karawang.
Menurut Ramdhan, arus permukaan laut yang terpantau relatif tenang pada ternyata berbanding terbalik dengan arus bawah laut yang dirasakannya sangat kencang. (man)