Kisah Ayam Patuk Ayam, Peternak Ayam Blitar Tercekik Pasok Pakan
Peternak ayam petelur di Blitar sedang terhimpit krisis. Harga pakan ayam yang melambung tak diimbangi dengan naiknya harga telur. Akibatnya, ayam pun banyak dijual untuk menutup kebutuhan pangan. Peternak menyebut kondisi itu sebagai ayam mematuk ayam. Ayam lain harus dijual atau dipotong agar ayam lainnya bisa tetap hidup.
Ayam Patuk Ayam
Kisah miris itu dibagikan oleh Suryono, mantan Kepala Desa Bendosari, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar. Kegiatan beternak ayam petelur sudah mandarah daging, jauh sebelum ia menjadi kepala desa. Namun kondisi miris selama jadi peternak ayam petelur, baru dialaminya kali ini.
“Sekarang Ayam mematuk ayam. Untuk melanjutkan ayamnya bisa bertahan sampai harga bahan pakan bisa normal kembali,” kata Suryono, Kamis 16 September 2021.
Letak peternakan Suryono beradal di lereng pegunungan Blitar Selatan. Sekeliling peternakannya adalah wilayah perhutanan sosial. Ayam petelur miliknya ditempatkan dalam kandang baterai yang sempit. Kandang kecil terbuat dari bambu yang berderet memanjang.
Pagi itu, sebagian besar kandang baterai ayamnya terlihat kosong. Sebagian kandang yang kosong dihuni oleh para tikus-tikus yang riang gembira merebut makanan sisa yang sebetulnya disediakan ayam petelur.
Sebagian ayamnya terpaksa dijual untuk membeli pakan ayam yang harganya terus melangit. Akibatnya, kebutuhan pakan ayam kini berkurang hingga 50 persen, mengikuti semakin kosongnya kandang bateri miliknya. “Dari 10 ribu ekor ayam, tinggal 4 ribu. Sekarang ayam mematuk ayam,” imbuhnya.
Subsidi Pakan Setiap Hari
Suryono melanjutkan meracik pakan ayam dalam kaleng. Dua lengan tangannya tertutup remah-remah pakan ayam. Ia lantas membagikan pakan tersebut ke beberapa kandang baterai yang tersisa. Suara riuh kokok ayam terdengar bersautan.
Wajahnya terlihat suram. Entah sampai kapan 4.000 ekor ayam petelurnya bertahan. Produksi telur yang turun serta harga jagung yang melambung, membuatnya harus mengucurkan subsidi sebesar Rp 300 ribu untuk kebutuhan pakan ayam setiap 1.000 ekor. Kondisi ini sudah terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
Seperti diberitakan sebelumnya, jagung jadi bahan campuran utama pakan ayam petelur di Blitar. Dari 100 persen, jagung mengisi 80 persen, sisanya adalah konsentrat dan bekatul. Bila ditotal, harga pakan ayam yang biasa sekilonya seharga Rp 6.500. Dibutuhkan sedikitnya 120 kilogram makanan untuk setiap 1.000 ekor ayam.
Bantuan Pemerintah
Seluruh kebutuhan pakan per 1.000 ayam dalam sehari membutuhkan dana sekitar Rp 800 ribu, sedangan produksi telur dari 1.000 ekor ayam mencapai 40 kilogram. Dengan harga telur per kilo sebesar Rp 13.500, maka setiap harinya peternak merugi sekitar Rp 300 ribu untuk memberi makan per 1.000 ekor ayam.
Suryono berharap situasi seperti ini segera kembali normal, dan meminta pemerintah untuk menyeimbangkan ketersediaan pakan dengan para peternak. “Peternak dan petani jagung satu tujuan, jangan ada pihak lain yang saling membenturkan antara kepentingan petani dan peternak,” katanya sembari berharap tak ada tengkulak yang sengaja mengail di air keruh.
Advertisement