Kisah Angela Maxwell Jalan Kaki Keliling Dunia hingga Diperkosa
Jika kebanyakan orang memilih berpetualang mengendarai mobil, sepeda, sepeda motor atau transportasi lainnya, Angela Maxwell memilih berjalan kaki. Perempuan 39 tahun ini berjalan kaki keliling dunia sambil membawa gerobak.
Terhitung sejak 2 Mei 2014, perempuan berambut keriting ini memulai debut perjalanannya. Berbekal gerobak berisi makanan kering, air, pakaian empat musim serta peralatan kemah. Bekal ini dibawa perempuan asal Amerika Serikat ini setelah menjual beberapa aset miliknya.
Sebenarnya perjalanan Angela Maxwell tidak direncanakan. Namun, dia mendadak punya ide gila ini setelah mendengar percakapan temannya di sebuah kelas seni. Angela Maxwell tertantang meniru kisah seorang pria keliling dunia dengan berjalan kaki. Selain itu, Angela Maxwell terinspirasi dari kegigihan kisah penjelajah perempuan di dunia seperti Ffyona Campbell, Robyn Davidson, dan Rosie Swole-Pope.
"Saya membaca buku Robyn yang pergi ke Australia dengan unta, serta Rosie yang berlayar dari Eropa ke Nepal. Dari buku itu saya menemukan dorongan dan saya melakukannya. Saya belajar tentang tantangan, perjuangan, serta kemenangan mereka. Kisah setiap wanita sangat berbeda dan itu memberi saya kepercayaan diri untuk mencoba jalan saya," kata Angela Maxwell melansir bbc.com.
Berhenti dari Pekerjaan
Sebelum memutuskan jalan kaki keliling dunia, Angela Maxwell terpaksa mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai konsultan bisnis. Bagi perempuan berkulit putih itu tujuannya mengikuti kata hatinya berpetualang. Angela Maxwell kemudian menjual beberapa aset miliknya untuk bekal perjalanannya hidup barunya.
"Saya tidak mulai berjalan karena saya tidak takut, melainkan karena saya takut. Saya lebih takut tidak mengikuti kata hati saya daripada kehilangan semua yang saya miliki dan cintai," ucap Angela Maxwell.
Ingin Terhubung dengan Dunia
Angela Maxwell berkeinginan kuat berkeliling dunia agar dirinya bisa terhubung dengan dunia. Maksudnya, dia ingin menjalin ikatan batin yang kuat dengan orang-orang sekitar di dunia. Selain itu, Angela Maxwell ingin lebih dekat dengan alam.
Angela telah melakukan perjalanan selama 6,5 tahun. Saat ditanya apa resep agar bisa seperti dia, Angela Maxwell menjawab secara mengejutkan.
“Menjadi orang yang keras kepala. Namun, ini mungkin kombinasi dari ambisi, sedikit keras kepala dan sedikit gairah. Intinya untuk penemuan diri dan petualangan," katanya.
Angela Maxwell menambahkan, merangkul rasa ingin tahu dan pikiran terbuka merupakan cara ampuh untuk lebih mendalami dunia dan penghuninya. Dalam perjalanannya itu, Angela telah memutuskan memilih gaya hidup yang penuh rasa ingin tahu, ketidakpastian, dan kerentanan ekstrem. Tujuan utamanya tak lain adalah kebahagiaan pribadi dan saling terhubung.
Alami Demam Berdarah hingga Diperkosa
Saat melakukan perjalanannya keliling dunia seorang diri, Angela Maxwell mendapatkan pelajar hidup yang mungkin akan dikenangnya seumur hidup. Bayangkan saja, saat singgah di Vietnam, Angela Maxwell menderita demam berdarah selama satu bulan.
Selain itu, kulit Angela Maxwell mengalami luka bakar akibat ganasnya sengatan mentari di gurun Australia. Yang parah, Angela Maxwell menjadi korban pemerkosaan pria tak dikenal yang mendobrak tendanya saat kamping di Mongolia. Angela Maxwell juga beberapa kali terjebak dalam badai hujan.
Kendati demikian, Angela Maxwell tak patah arang. Dia tetap melanjutkan petualangannya. Bagi dia rintangan selama perjalanan tak akan mengubah tekadnya. Angela Maxwell pun menyadari seberapa hebatnya kekuatan pikiran dan tubuhnya yang mampu beradaptasi secara menakjubkan.
"Saya bertekad untuk tidak membiarkan kejadian itu memaksa saya untuk melepaskan impian saya. Saya harus memahami risiko yang melekat dalam perjalanan saya. Berhenti tidak pernah menjadi pilihan. Saya sendiri menemukan seberapa kuat pikiran dan tubuh saya, bahkan dalam menghadapi kekerasan," ucapnya.
Belajar Resep Makanan dan Bertani
Selain memiliki kenangan pahit, Angela juga mengenang masa indah perjalanannya saat berhenti di sebuah desa di Italia. Dia belajar resep masakan turun temurun saat masak bersama sebuah keluarga yang baik hati.
Tak hanya itu, Angela belajar berkonstribusi lainnya dengan membagikan makanan ke tunawisma dan merenovasi tumah. Dia juga tinggal selama sebulan dengan penduduk lokal di Sardinia, Italia, untuk belajar bertani dari seorang peternak domba.
Pindah ke negara lain, Angela Maxwell juga belajar beternak lebah di Republik Georgia, penanganan unta di Mongolia, dan memotong kayu di Selandia Baru.
Berjalan sesuai Firasat
Setiap harinya Angela Maxwell bangun saat matahari terbit. Dia lalu meminum dua cangkir kopi instan dan semangkuk oatmeal untuk sarapan. Dia kemudia berkemas, berjalan, dan mendirikan perkemahan kala malam tiba.
Untuk mengisi perut, Angela menyiapkan mi instan dan langsung tidur. Sementara, dalam menetukan arah dan rute perjalanan mulanya Angela Maxwell mengikuti arahan umum. Namun, lantaran ingin merasakan petualangan yang sesungguhnya, sejak saat itu Angela mempercayai firasatnya tentang ke mana dia harus berbelok ke arah kanan atau kiri.
Proyek untuk Pemberdayaan Perempuan
Begitu banyak pengalaman berharga yang didapat Angela Maxwell melalui perjalanan panjangnya. Dari pengalamannya di Mongolia, Angela tertantang untuk memberdayakan dan mengembangkan perempuan. Angela Maxwell ingin menginspirasi agar wanita lainnya di dunia lebih berani dalam bersuara dan menentukan jalan hidupnya.
Angela Maxwell lalu menginisiasi projek “SHE Thrives” dengan melakukan perjalanan ke berbagai kota. Dia sempat mewawancarai wanita tentang bagaimana mereka bertahan hidup dan membuat impian mereka menjadi kenyataan. Tak sampai di situ, Angela Maxwell juga mengumpulkan sumbangan untuk LSM dalam mendukung anak perempuan dan perempuan muda. Saat ini terhitung terkumpul dana sebesar 30.000 dolar Amerika Serikat.
Siap untuk Petualangan Selanjutnya
Pada 16 Desember 2020, perjalanan Angela berakhir tepat di tempat awalnya yaitu di rumah sahabatnya di Bend, Oregon. Kendati telah selesai, bukan berarti petualangan Angela Maxwell telah usai. Saat ini, Angela Maxwell berfokus menulis buku tentang perjalanannya.
Angela Maxwell juga akan mengajukan ide acara di televisi untuk mengangkat peran dan pekerjaan wanita di seluruh dunia. Dari yang masih menganut tradisi kuno, hingga modern. Angela pun mengaku siap dan membuka diri mengikuti kemana hidup akan membawanya.
"Saya tetap membuka diri. Terlebih siap untuk petualangan berikutnya," tutupnya.
Advertisement