Kirab Budaya Puncaki Ruwat Rawat Borobudur
Magelang: Ingin mendapatkan pengalaman yang lain saat mengunjungi Borobudur? Datanglah ke ikon wisata yang dijuluki World Cultural Masterpiece ini.
Pada Minggu (21/5) nanti akan ada atraksi budaya yang menarik. Ada Kirab Budaya Ruwat Rawat Borobudur. Kirab Budaya ini merupakan puncak acara 14 Tahun Ruwat Rawat Borobudur.
Kirab diisi penampilan penyaji terbaik Festival Kesenian Rakyat Pasedhuluran 2017 , atraksi seni tradisi Brayat Penangkaran. Mereka datang dari sejumlah kota seperti Bandung, Purworejo, Temanggung, Wonosobo. Bahkan ada yang dari luar Jawa yakni dari Kalimantan Timur, Sumatera Barat, dan Bali.
Acara Kirab Budaya ini dimulai dari Halaman TIC (Tourism Information Center) Brojonalan menuju halaman Candi Borobudur. Berbagai seni tradisi dari daerah yang ikut bisa disaksikan saat kirab ini.
Peserta kirab mengenakan pakaian berbagai tarian tradisional. Mereka berjalan kaki dari TIC Brojonalan hingga halaman Candi Borobudur. Berbagai tetabuhan tarian mereka bunyikan sepanjang jalur kirab. Sejumlah grup kesenian melakukan pementasan dengan disaksikan masyarakat dan para wisatawan candi yang dibangun sekitar abad VIII masa pemerintahan Dinasti Syailendra itu.
Para pelaku kirab budaya, antara lain rombongan kesenian tarian Soreng, Kuda Lumping, Jatilan, Kubro Siswo, Topeng Ireng, Lengger, dan pemain sendratari Kidung Karmawibangga. Mereka juga mengusung gunungan cukup besar berisi aneka hasil pertanian di daerah itu.
Sejumlah orang yang mengenakan pakaian adat Jawa akan memimpin berjalan paling depan mengelilingi Candi Borobudur sambil membawa sapu. Ini sebagai lambang menyingkirkan kotoran yang menempel di batuan bangunan tersebut.
Penanggung Jawab Ruwat-Rawat Borobudur 2017 Sucoro Setrodiharjo mengatakan ada yang baru pada puncak acara tahun ini. "Akan ada Renungan pada pukul 17.40 dan penyalaan lilin perdamaian," ujarnya.
Dikatakannya, rangkaian kegiatan Ruwat Rawat Borobudur ini untuk mendukung pengembangan destinasi wisata Candi Borobudur dengan kawasannya yang berbasis tradisi budaya. "Butuh sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan pengelola kepariwisataan Candi Borobudur," tukasnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi semua aktivitas budaya yang akan menghidupkan destinasi Borobudur, sebagai ikon wisata Joglosemar. Dia mencontohkan Bali, yang semakin hidup karena akar budayanya tidak luntur di makan zaman. Tetapi justru menguat di akar rumput. (*)