KIPI Jatim Simpulkan Warga Malang Buta Bukan Karena Vaksin Corona
Komite Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komda KIPI) Jawa Timur menyimpulkan kondisi kebutaan seorang warga Kota Malang, Jawa Timur, Joko Santoso usai vaksinasi tidak terkait pemberian vaksin Covid-19 dengan merek AstraZeneca.
Kesimpulan itu didapatkan setelah investigasi selama beberapa hari terakhir. Berdasarkan hasil kajian dari Komnas KIPI, Komda KIPI Jatim dan tim yang terkait yaitu dari Dinas Kesehatan Kota Malang, Tim RSSA dan Pokja KIPI Kota Malang.
Pada 3 Desember lalu diagnosis dari pemeriksaan kesehatan Joko yakni Optic Neuritis atau gangguan peradangan yang terjadi pada saraf mata atau saraf optik.
"Komda dan Komnas KIPI kemarin menyepakati bahwa tidak cukup data dan bukti untuk mengatakan bahwa ini disebabkan oleh vaksin Covid-19," kata Sekretaris Komda KIPI Jawa Timur Dominicus Husada seperti dikutip CNN, Selasa, 7 Desember 2021.
Dominicus menambahkan, laporan kebutaan pasca vaksinasi memang ditemukan pula di sejumlah negara dengan berbagai macam platform vaksin, sehingga tidak hanya AstraZeneca.
Meskipun demikian, pada hasil penelitian juga menunjukkan temuan yang sama bahwa kebutaan bukan karena efek vaksin Covid-19, melainkan faktor lain.
Ia juga memastikan bahwa terkini kondisi kesehatan Joko semakin menunjukkan perbaikan penglihatan yang signifikan usai menjalani pengobatan di RSSA Malang dalam tiga bulan terakhir. Hasil pemeriksaan terakhir juga menunjukkan adanya pemulihan penglihatan pasien.
"Sudah membaik ya, penglihatan sudah balik normal. Rata-rata yang dilaporkan di luar negeri juga begitu, semua kembali normal," ujarnya.
Sebelumnya, Joko Santoso (38) sempat mengalami kebutaan usai vaksinasi Covid-19. Joko menjelaskan awal mula ia mengikuti program vaksinasi Covid-19 menggunakan vaksin jenis AstraZeneca pada 3 September 2021 di kediaman Ketua RW setempat. Saat itu, berdasarkan hasil skrining, Joko dalam kondisi sehat dan normal.
Kemudian, lanjutnya, usai mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 ia menunggu kurang lebih selama 15 menit untuk observasi dan mendapatkan surat keterangan vaksinasi. Namun, karena menunggu terlalu lama, Joko akhirnya memilih pulang.
Pada malam harinya, saat Joko akan mengoperasikan ponsel miliknya, dia merasa penglihatannya agak kabur. Saat itu, Joko menduga kaburnya pandangan mata tersebut karena dirinya mengantuk, sehingga dia pun memilih beristirahat.
Keesokan harinya saat terbangun dari tidurnya, Joko tidak bisa melihat apa pun. Pandangan mata Joko gelap. Akibat kejadian itu, kemudian istri Joko yang bernama Titik Andayani (35) melaporkan hal itu kepada Ketua RW, dan Joko langsung dibawa ke rumah sakit.