KIPI di Surabaya Kecil, Plt Walikota Minta Masyarakat Tak Takut
Program vaksinasi virus corona atau Covid-19 kedua digelar hari ini, Jumat 29 Januari 2021. Ada sebanyak 16 orang yang masuk dalam daftar kali ini. Mereka dari jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Surabaya, organisasi kesehatan, dan tokoh agama di Balai Kota Surabaya.
Penerima vaksinasi tersebut antara lain Plt Walikota Surabaya, Istri Plt Walikota Surabaya, Kapolrestabes Surabaya, Danrem 084/Bhasakara Jaya, Kajari Tanjung Perak, Kajari Surabaya, Ketua IDI Surabaya, Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, Kakanwil Kemenag Surabaya, Perwakilan RSUD dr Soewandhie, Tim Penggerak PKK Kecamatan Tambaksari, Kepala Cabang BPJS Kesehatan Surabaya, Ketua DPRD Surabaya, Wakil Ketua DPRD Surabaya, Ketua PPNI Surabaya, dan Kepala Pengadilan Negeri Surabaya.
“Ini adalah rangkaian untuk penyuntikan kedua. Dari proses vaksin yang sudah kita lakukan setelah dibuka dua minggu ini Alhamdulillah berjalan lancar,” kata Whisnu.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menyampaikan, sampai saat ini sudah 80 persen lebih tenaga kesehatan di Kota Pahlawan yang mendapat vaksin Covid-19 atau setara 25 ribu lebih dari total 31.840 tenaga kesehatan yang ada.
Whisnu mengungkap, pihaknya mendapat laporan terdapat kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), namun jumlahnya sangat kecil. “KIPI ada itupun ringan hanya 0,1 persen atau sekitar 30-an kejadian KIPI. Tentu ini jadi motivasi bagi masyarakat Surabaya agar tidak takut lagi, ini juga merupakan salah satu ikhtiar kita untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” ungkapnya.
Whisnu sendiri yang mengaku sempat merasa sering ngantuk. Kemudian Ketua DPRD Surabaya, Adi Sutarwijono (Awi) merasakan demam. Sementara banyak laporan, KIPI yang paling banyak terjadi adalah gatal dan nyeri di bagian bahu bekas suntik.
Karena itu, saat ini Pemkot Surabaya terus mempercepat proses imunisasi di Surabaya. Untuk tahap awal ini ditarget penyuntikan pertama tuntas pada Minggu 31 Januari mendatang. Baru pada awal bulan Februari, dalam dua minggu bisa tuntas penyuntikan kedua bagi SDM kesehatan.
“Setelah itu, minggu ketiga insya Allah sudah bisa mulai tahap dua yakni buat petugas pelayan publik. Dengan waktu yang cepat, kita harap proses penyuntikan ke masyarakat bisa berjalan dalam waktu yang cepat juga,” pungkas Whisnu.
Advertisement