Kiper Persik Buka Usaha Kuliner Bersama Pacar
Sejak Liga 1 2020 praktis dihentikan beberapa waktu lalu karena terdampak pandemi Covid-19, sejumlah pemain yang selama ini mengandalkan hidup dari sepak bola terpaksa harus putar otak mencari pendapatan lain. Ikhtiar itulah yang dilakukan penjaga gawang Persik Kediri Junaidi Bakhtiar.
"Saya sudah satu bulan ini buka usaha kuliner kecil-kecilan bersama sama calon istri di Ngawi. Lumayan bisa menambah penghasilan," terang kiper yang turut andil membawa Persik Kediri juara Liga 2, sekaligus Promosi Liga 1 itu.
Usaha barunya itu ia geluti setelah kontraknya habis dengan Persik Kediri di akhir bulan Desember 2020 lalu. Sejak itu, mantan pemain Persinga Ngawi ini lebih sering bertemu dengan calon istrinya, Puteri Famila, 23 tahun, asal Ngawi. Dari beberapa kali pertemuan itu, muncul gagasan dari keduanya untuk membuka usaha rintisan kuliner yang dipasarkan melalui media sosial.
"Kulinernya puding susu. Yang bikin pacar saya. Harganya murah, per porsi cuman Rp15 ribu," sebutnya.
Satu bulan lebih berjalan, ternyata puding susu buatan kekasih Junaidi tersebut mendapat respons positif dari para pecinta kuliner di Ngawi. Setiap harinya, Putri Famila bisa memproduksi pesanan 6-7 puding.
"Karena pandemi, kerja pacar saya dibatasi, tak setiap hari kayak dulu. Dia kerja sebagai sekretaris di salah satu penjualan jilbab di Ngawi. Di saat waktu senggang, ia manfaatkan untuk membuat pesanan puding susu," kata Junaidi kepada Ngopibareng.id.
Junaidi menilai bisnis kuliner yang dijalaninya itu memiliki prospek cukup bagus. Karena modal yang dikeluarkan untuk biaya operasional tidak begitu besar dengan keuntungan lumayan. "Saya juga ikut mempromosikan ke medos pribadi cuman beberapa kali saja. Selain itu, pacar saya juga mempromosikan melalui Facebook dan Instagram," cerita Junaidi.
Selain ikut membantu mempromosikan, Junaidi turut serta turun ke jalan membantu mengirimkan pesanan ke pelanggan.
"Kebanyakan para pelanggan sudah tahu jika saya ini Pemain Persik Kediri. Bagi saya buat apa malu mengantar makanan, lagian pekerjaan ini kan halal mas," terang penjaga gawang yang dikenal jago membaca arah bola saat eksekusi adu tendangan penalti ini.
Junaidi sendiri sadar jika pekerjaannya sebagai pemain sepak bola tidak bisa menjamin dan menopang perekonomiannya kelak. Maka itu, ia mulai melihat bisnis lain yang bisa dijadikan sumber penghasilan setelah gantung sepatu.
Lebih lanjut anak bungsu dari dua bersaudara itu berharap kepada PSSI agar Liga 1 2021 segara diputar. Baginya meskipun kontraknya telah habis di Persik Kediri, ia tetap menaruh harapan besar untuk bisa kembali bergabung bersama tim berjuluk Macan Putih tersebut.
"Saya masih ingin untuk Persik, namun sampai saat ini belum ada pembicaraan mengarah ke sana. Ini dimaklumi karena liga sendiri masih belum jelas. Intinya saya siap jika memang dibutuhkan," harapnya.
Junaidi mengaku betah di Persik, karena selama ini dirinya mempunyai hubungan baik dengan pemain maupun pengurus. Meski sudah tidak tinggal di mes Persik lagi, Junaidi masih rutin menjalin komunikasi dengan pengurus, manajemen dan pemain.
"Kita masih terus menjalin komunikasi meski tidak bertemu langsung. Saya sendiri sekarang balik ke Kalimantan Timur," tuturnya.
Di Kalimantan Timur, ia lebih banyak menggunakan waktunya untuk membantu pekerjaan rumah orang tuanya, dan sesekali ia menyalurkan hobinya, memancing.
"Selain itu saya masih rutin latihan bersama komunitas sepak bola di sana. Terkadang ikut trofeo, kejuaran kecil-kecilan yang melibatkan hanya tiga tim. Kalau di desa banyak sekali lapangan yang kualitasnya seperti di stadion," kata pemuda lulusan SMA ini.
Perjalanan Karier Junaidi
Karier sepak bola Junaidi dimulai dari sejak lulus SMA. Kali pertama ia bergabung bersama Persisam Samarinda U-21 pada 2013-2014. Kemudian ia hijrah ke Kalteng Putra tahun 2017. Selesai bersama Kalteng Putra, ia memperkuat PS Sumbawa Barat dan berlanjut ke Malang United di Liga 3, serta Persinga Ngawi. Baru ditahun 2019, Junaidi memutuskan memperkuat Persik Kediri di Liga 2. Di Persik Kediri, karier sepak bola Junaidi kian moncer.
Saat itu, di laga semi final Liga 2 kontra Persiraja Banda Aceh, ia menjadi pilihan utama pelatih Budiharjo Thalib. Tak salah, Junaidi tampil mengesankan dengan beberapa kali melakukan aksi penyelamatan.
"Penampilan Junaidi mulai kita pantau sejak Liga 3, saat itu dia masih main bersama Persinga Ngawi. Dia bahkan mampu menggagalkan tendangan pinalti Galih Akbar di babak 16 besar Liga 3. Junaidi punya skill bagus, pandai menebak arah bola saat tendangan penalti," puji mantan Manajer Persik Kediri, Beny Kurniawan.