Kinerja 2021 Capai 96,41 Persen, DPRD Apresiasi Capaian Khofifah
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa berhasil mencapai kinerja yang dinilai sangat baik dalam tahun anggaran 2021 lalu. Hal itu terbukti dari Nota Penjelasan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Akhir Tahun 2021 mencapai 96,41 persen.
Capaian tersebut mendapat apresiasi dari Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jatim, Daniel Rohi usai Rapat Paripurna di Gedung DPRD Jatim, Surabaya, Senin 28 Maret 2022.
Daniel menjelaskan, dalam nota tersebut dari 11 indikator kinerja utama (IKU) semua tercapai. "Artinya, 100 persen tercapai. Kalau dibandingkan dengan 2020 dari 11 IKU ada 3 atau 4 yang tidak tercapai," ungkap Daniel.
Capaian tersebut dinilai luar biasa karena di tengah-tengah pandemi Covid-19 dan fokus penanganan bidang kesehatan tetapi Pemerintah Provinsi Jawa Timur mampu melakukan program-program yang tepat sasaran dan tepat guna. Sehingga manfaatnya dirasakan oleh rakyat banyak.
Politisi PDI Perjuangan itu menyampaikan, dalam LKPJ tersebut ada tiga sektor yang sangat dominan memberikan kontribusi untuk menunjang perekonomian Provinsi Jawa Timur. Yaitu pada sektor industri pengolahan yang berkontribusi sebesar 30,72 persen PDRB Jawa Timur atau bertumbuh sebesar 3,36 persen atau menyerap sekitar 15,12 persen tenaga kerja. Kedua, sektor perdagangan berkontribusi 18,46 persen PDRB dan juga menyerap 19 persen tenaga kerja. Ketiga, sektor Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang berkontribusi 11,5 persen PDRB Jawa Timur, tumbuh sebesar 1,75 persen dan menyerap tenaga kerja 31,68 persen.
“Dengan kontribusi yang sangat besar ini, kalau kita kita gabungkan itu menyerap tenaga kerja sekitar 65 persen tenaga kerja di Jawa Timur,” katanya.
Ia mengatakan, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang bermitra dengan Komisi B yang selama ini mendapatkan alokasi anggaran sangat minim sekitar Rp1,4 triliun atau hanya sebesar 4,48 persen. Daniel mengatakan sudah saatnya mitra komisi B ini dinaikkan anggarannya agar kiprahnya semakin optimal.
“Dengan anggaran yang sangat terbatas saja, kita lihat sektor-sektor tersebut banyak berkontribusi terhadap PDRB. Jadi, tiga sektor ini harus menjadi prioritas. Saya rasa ini yang mendesak yang harus dilakukan ibu Gubernur,” katanya.
Sementara itu, saat menyampaikan Nota Penjelasan Kinerja (LKPJ) Gubernur Akhir Tahun Anggaran 2021, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyampaikan kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur tahun 2021 menunjukkan persentase pencapaian target sebesar 96,41 persen dari total 2.619 indikator. Artinya, sebanyak 2.523 indikator target berhasil dicapai bahkan dilampaui oleh Pemprov Jatim.
Ia menambahkan capaian tahun 2021 ini meningkat 4,42 persen dari tahun 2020 sebesar 91,99 persen. Di tahun 2021 lali pendapatan mencapai Rp34,2 triliun atau mencapai 103,97 persen dari target semula Rp. 32.9 triliun.
Mantan Menteri Sosial ini menambahkan capaian pendapatan APBD Jatim tahun 2021 menduduki posisi tertinggi secara presentatif di tingkat nasional. Detailnya, realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2021 dari komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) mampu terealisasi Rp18,9 triliun setara 110,58 persen dari target Rp17,1 triliun. Disusul kemudian pendapatan transfer terealisasi Rp15,1 triliun atau 97,12 persen dari target Rp15,6 triliun serta lain pendapatan daerah gang sah mencapai Rp150,5 milliar atau 75,2 persen dari target Rp200,2 milliar.
“Capaian pendapatan APBD yang menempati peringkat pertama secara presentatif tertinggi secara nasional yaitu 103,97 disusul peringkat kedua Provinsi Gorontalo 102,28 persen dan Jabar diperingkat ketiga 102,07 persen,” paparnya.
Khusus PAD sendiri, komponen dari pajak daerah tercapai Rp15,4 triliun atau 108,25 persen dari target Rp14,2 triliun. Selain PAD, pendapatan daerah juga disumbang oleh retribusi daerah yang terealisasi Rp110,9 milliar atau 100,5 persen dari target Rp110,3 milliar, disusul oleh Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan tercapai Rp408,6 milliar atau 101,02 persen dari target Rp404.5 milliar serta lain lain PAD yang sah tercapai Rp3 triliun atau 126,59 persen dari target Rp2,3triliun.
Sementara kinerja belanja daerah dalam perubahan APBD TA 2021 yang direncanakan sebesar Rp 36,6 triliun terealisasi sebesar Rp 33,8 triliun atau 92,44 persen terdiri dari belanja operasional, belanja modal, belanja tidak terduga serta belanja transfer.
Selanjutnya, Khofifah mengurai kondisi makro ekonomi Jatim tahun 2021. Di mana, Jatim tetap menjadi lokomotif perekonomian nasional dan berkontribusi 14,48 persen terhadap PDB Indonesia dan sebesar 25,01 persen terhadap PDRB Pulau Jawa.
Dari data yang ada, nilai ekspor Jatim per Desember 2021 mengalami peningkatan 14,97 persen dibanding Desember 2020. Dibandingkan Desember 2020 nilai ekspor sektor nonmigas mengalami peningkatan sebesar 30,12 persen.
Perdagangan antar pulau dan antar provinsi menjadi kekuatan perdagangan di Jatim. Dari Bulan Januari- Desember tahun 2021 menunjukkan neraca perdagangan antar daerah Jawa Timur meningkat signifikan sebesar 159,01 persen, dari Rp91,16 triliun menjadi Rp236,11 triliun. “Kami berusaha setiap bulan memaksimalkan misi dagang antara provinsi Jawa Timur dengan provinsi lain yang ada di Indonesia guna meningkatkan perekonomian Jatim dan mitra dagang," jelasnya.
Kinerja realisasi investasi periode tahun 2021 juga tumbuh sebesar 1,5 persen yakni Rp79,5 triliun yang terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 27 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp52,5 triliun. “Realisasi investasi Jatim mengalami peningkatan yang sangat signifikan, bahkan realisasi investasi Jatim pada tahun 2021 tertinggi dalam rentang waktu 5 tahun terakhir,” katanya.
Mengenai realisasi capaian IKU pertumbuhan PDRB atau laju pertumbuhan ekonomi Jatim pada tahun 2021 mampu melesat dan bangkit dari guncangan ekonomi di tahun sebelumnya. Kebangkitan dan pemulihan ekonomi pada tahun 2021, tergambar dari ekonomi Jatim yang berhasil tumbuh 3,57 persen setelah terkontraksi 2,33 persen di tahun 2020.
Sehubungan dengan tingkat ketimpangan wilayah di Jatim pada tahun 2021 di mana alat ukurnya menggunakan Nilai Indeks Theil. Ketimpangan di Jatim tergolong rendah yakni di bawah 0,4 di tahun 2020, akan tetapi tahun 2021 Indeks Theil Prov. Jatim mampu tumbuh sebesar 0,312.
“Kondisi ini menunjukkan bergeliatnya perekonomian di 2021, terutama pada wilayah perkotaan. Sehingga, wilayah atau kabupaten/kota yang menjadi sumber pertumbuhan di Jatim tumbuh di atas provinsi. Kota Surabaya dengan kontribusi jasa dan perdagangannya, Kota Kediri dengan produk industrinya merupakan penyumbang perekonomian terbesar di Jatim telah tumbuh cepat untuk recovery pasca hantaman Covid-19,” tegasnya.
Terkait IKU Persentase Penduduk Miskin juga berhasil dilalui sehingga mampu menekan angka kemiskinan. Hasil dari perjuangan bersama semua pihak di tahun 2021 Jatim berhasil menurunkan kemiskinan tertinggi secara nasional sebesar 313,13 ribu jiwa atau 30 persen dari total penurunan kemiskinan nasional.
Untuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada tahun 2022 juga tumbuh 0,60 persen sebesar 72,14 persen. Meningkat 0,43 poin dibandingkan capaian tahun 2020. Pemulihan ekonomi sosial, lanjut Khofifah membawa pengaruh terhadap pembangunan manusia di Jatim. Peningkatan pertumbuhan IPM Tahun 2021 dipengaruhi oleh meningkatnya seluruh indikator pembentuknya seperti indeks kesehatan, pendidikan, pengeluaran per kapita per tahun yang disesuaikan.
IKU Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) juga menjadi perhatian yang terus digarap oleh Pemprov Jatim. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan jika TPT di Jatim tahun 2021 sebesar 5,46 persen turun 0,1 persen poin dibanding tahun 2020. Secara nasional, angka TPT Jatim konsisten lebih rendah dibandingkan TPT Nasional tahun 2021 sebesar 6,49 persen.
Pada akhir paparannya Khofifah menjelaskan, bahwa Substansi dari LKPJ Tahun 2021 adalah mengukur capaian dalam implementasi RKPD Tahun 2021. Dimana, RKPD 2021 merupakan penjabaran tahun ketiga dari RPJMD 2019-2024.
“Capaian tahun 2021 menunjukkan persentase pencapaian target sebesar 96,41 persen dari 2.619 indikator, sebanyak 2.532 indikator mencapai target. Capaian tahun 2021 ini meningkat 4,42 persen dari tahun 2020 sebesar 91,99 persen,” pungkasnya.