Kim Yo-jong, Wajah Baru Penguasa Korut Penerus Kim Jong Un
Kim Yo-jong dipercaya sebagai penerus Kim Jong Un, menjadi pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut). Kim Yo-Jong tampil menyusul setelah pemimpin agung negeri Komunis itu meninggal dunia.
Sebelum Kim Jong-un meninggal dunia, ia perlahan-lahan diberi 'kue' kekuasaan dalam tubuh Pemerintahan Korea Utara (Korut).
Bahkan hubungan bilateral Korut dengan Amerika Serikat (AS) serta Korea Selatan dipegang oleh Kim Yo-jong
Dikutip dari The Guardian, secara de facto Kim Yo-jong sekarang menjadi pemimpin nomor dua di Korut.
Lembaga intelijen Korea Selatan melalui anggota parlemen Korsel, Ha Tae-keung yang mengabarkan info ini.
Menurut Ha, Kim Jong-un memang sudah menyerahkan sebagian otoritas di tangannya pada sang adik.
Dengan begitu, Kim Yo-jong bisa bergerak lebih leluasa di bawah restu sang kakak.
"Yang perlu digarisbawahi ialah Kim Jong-un tetap memegang kekuasaan absolut, tetapi semakin banyak yang diserahkan dibanding dahulu," tuturnya.
"Kim Yo-jong adalah pemimpin kedua secara de facto," imbuh Ha Tae-keung yang juga menjadi anggota komite intelijen Korsel.
Selain itu, Kim Jong-un juga mendelegasikan sebagian kekuasaan ekonomi dan militer kepada beberapa pejabat senior.
Ha mensiyalir hal ini dilakukan demi mengurangi ketegangan urat syaraf pada sang pemimpin agung yang beberapa kali diisukan mengalami sakit parah.
Kim Jong-un kemungkinan berusaha untuk tidak menjadi sasaran celaan jika terjadi kesalahan dalam kebijakan yang dia ambil.
Kendati demikian, tidak ada tanda-tanda Kim sedang sakit parah atau persiapan penyerahan kekuasaan sepenuhnya pada sang adik.
Informasi pembagian kekuasaan tersebut muncul setelah Kim Jong-un diketahui mengadakan Kongres Partai Buruh Korea yang jarang digelar.
Kongres ini akan dilaksanakan pada Januari 2021 mendatang untuk merancang rencana ekonomi lima tahunan dan kebijakan 'jangka pendek'.
Kim Jong-un pada Rabu 19 Agustus 2020 menyebut 'tantangan yang tak terduga dan tak dapat dihindari dari berbagai aspek serta situasi sedang mengancam Semenanjung Korea'.
Ucapannya dalam rapat Komite Pusat Partai Buruh Korea itu kemungkinan mengacu pada munculnya kasus virus corona, sanksi dari negara lain, serta hujan deras yang menerpa Korut beberapa pekan terakhir.
Kesimpulan dalam rapat tersebut juga menggunakan beberapa istilah yang jujur namun jarang mereka gunakan seperti 'tertundanya peningkatan ekonomi nasional secara serius'.
Dalam rapat ini, Kim Yo-jong tidak hadir sebagaimana dalam rapat-rapat tingkat tinggi sebelumnya.
Kondisi itu memunculkan spekulasi bahwa ia juga diturunkan pangkatnya, walau sang kakak menyerahkan sebagian kekuasaan Korut padanya.