Kiat Meningkatkan Imunitas Tubuh, Menurut Ulama Spanyol
Tingkat kematian akibat COVID-19 di Spanyol amat tinggi, tertinggi ketiga di dunia, setelah Amerika dan Italia (data WHO per 26 April 2020).
Dalam sejarahnya, Spanyol pernah memiliki seorang sarjana Muslim ahli medis, sejarawan, sekaligus penyair ahli penyakit wabah: Ahmad Ibn Ali ibn Khatimah (1310-1369). Tapi sepertinya tidak berbekas.
Ibn Khatimah pernah menulis “Tahsil al-gharad al-qasid fi tafsil al-marad al-wafid”, karya medis-relijius yang ditulis pada Februari 1349 ketika pandemik ‘the Black Death’ melanda Eropa, termasuk Almeria, Spanyol sepanjang 1348-1349.
Karya ini menjelaskan dengan detil terkait pandemik alias wabah (global). Ada 10 bab di dalamnya, termasuk mengupas mengapa ada orang yang imun dan tidak imun meski sama-sama berdekatan dengan virus.
Salah satu yang diulas oleh Ibn Khatimah adalah tentang kiat meningkatkan kekebalan tubuh, agar kita imun, meski berdekatan dengan virus.
Tentu ‘ramuan’ tradisional ala Ibn Khatimah itu ditulis dalam konteks Eropa, tapi siapa tahu ada ahli medis di sini yang bisa memverifikasi khasiatnya.
Ibn Khatimah misalnya menyarankan beberapa hal ini untuk menjagar imunitas tubuh. Pertama, sering-sering menghirup udara segar; penuhi rumah dengan wangi-wangian dari sejenis bunga Myrtus (Myrtle) atau jenis lainnya yang segar.
Juga, percikkan air mawar dicampur sedikit cuka (vinegar) di rumah; lalu olesi wajah dan tangan dengan saripati ‘citron’, lemon, serta bunga segar seumpama bunga mawar dan bunga viola.
Selain itu, boleh juga membakar kayu Cendana (sandalwood) dan kayu Gaharu (Aloes-wood), sedikit campuran air mawar dan kayu Gaharu itu juga bisa diminum.
Demikian dijelaskan Oman Fathurahman, pakar manuskrip Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.
"Terkait ini, untuk sementara saya masih menggunakan sumber sekunder buku Michaels W. Dols 1977; manuskrip asli karya Ibn Khatimah ini masih dalam pelacakan. Konon manuskrip itu ada di salah satu Perpustakaan manuskrip di Istanbul, dengan kode Escorial MS no 1785, fols. 49a-105b," tutur Oman Fathurahman, dikutip dari akun facebook miliknya.