Kiat Hadapi Karyawan Pemalas
PERNAH mengalami punya karyawan pemalas? Yang pernah pasti dilanda dilema. Memecat kasihan, mempertahankan bisa merusak perusahaan atau suasana kantor.
Bahasa Suroboyoan sangat tepat dipakai untuk menghadapi situasi ini. "Mbencekno," kata orang Surabaya. Mbecekno itu kata yang ditujukan kepada orang yang menjengkelkan. Tidak benci, tapi membuat hati susah.
Lantas bagaimana kita menghadapi karyawan pemalas di lingkungan kerja kita?
1. Ciptakan Suasana Kerja Kompetitif
Suasana yang penuh persaingan dalam dunia kerja terkadang menyeleksi karyawan pemalas. Yang malas-malasan pasti akan merasa sungkan. Kalau nggak sungkan, mereka pasti tersingkir dengan sendirinya. Dalam suasana kompetisi, orang malas akan dibuat malu setiap hari.
2. Panggil dan Ingatkan
Tidak jarang bawahan pemalas, tapi tidak merasa dirinya malas. Terhadap orang demikian, panggil ke ruangan dan kasih tahu hasil pengamatan Anda. Tapi ingat, jangan marahi karena memarahi tidak memberi solusi.
3. Cari Tahu Penyebabnya.
Ada baiknya atasa mencari tahu kenapa karyawan kita malas. Ada yang memang dasarnya pemalas, tapi ada yang karena penyebab lain di sekitarnya. Misalnya karena di rumah bertengkar dengan keluarga, ada masalah pribadi yang membebani dll. Kalau mereka menghadapi kesulitan, minimal tunjukkan empati dan simpati Anda.
Kalau perlu bantu atau minimal beri advis untuk mengatasi masalahnya. Atasan yang penuh perhatian seringkali membuat karyawan kita sungkan untuk tidak bekerja sungguh-sungguh. Mereka akan berusaha tidak malas jika atasanya baik hati dan memperhatikan bawahan atau karyawannya.
4. Beri Motivasi dan Tunjukkan Kerugian Pemalas.
Atasan biasanya dibayar mahal karena kemampuannya menggerakkan perusahaan. Nah kemampuan memotivasi salah satunya. Beri motivasi karyawan pemalas dengan menunjukkan kerugian dia jika bertahan dengan sikapnya.
Apalagi jika disertai janji jika mereka bisa mengubah sikap pemalas seperti karir baik di masa depan, gaji yang mencukupi, pensiunan yang menjanjikan dan perusahaan yang sehat.
Singkatnya, motivasi mereka dengan menunjukkan kerugiannya menjadi pemalas dan manfaatnya jika mereka tidak jadi pemalas.
5 Monitor Perkembangan.
Setelah hal-hal di atas dilakukan, pantai perkembangan untuk beberapa saat. Misalnya seminggu atau dua minggu. Kewibawaan atasan salah satunya adalah kemampuannya mengawasi dan memantau karyawannya.
Dalam perusahaan yang sudah besar, bisa minta bantuan bagian personalia atau bagian pengawasan sumberdaya manusia untuk membantu mengawasinya.
6 Beri Sanksi
Langkah terakhir adalah memberi sanksi. Jika semua langkah yang persuasif dan motivasi gagal, langkah ini bisa menjadi pilihan. Tentu sanksinya harus sesuai dengan peraturan dan undang-undang. Sanksi terhadap karyawan biasanya dampaknya tidak individual. Tapi bisa berdampak kepada karyawan lainnya. Cara ini bisa menjadi semacam shock therapy. Cuma jangan jadikan memberi sanksi sebagai hoby. Nanti Anda akan menjadi atasan yang dibenci.
Selamat bekerja! (rif)