Kiai SAS Klaim Didukung Mayoritas, Gus Ipul: Hitung Harus Cermat
Ketua PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menilai deklarasi pencalonan diri kembali KH Said Aqil Siradj merupakan hal yang biasa. Dengan deklarasi ini, akan ada dua calon kuat yang akan maju yakni KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan KH Said Aqil Siradj (KH SAS).
“Setiap kader NU yang punya kemampuan dan pendukung, punya hak yang sama untuk mencalonkan Ketua Umum PBNU. Silakan nanti muktamirin (peserta muktamar) yang akan memilih,” kata Gus Ipul, Kamis, Desember 2021.
Di Muktamar NU, Ketua Umum akan dipilih secara langsung oleh Muktamirin, sedangkan Rais Aam akan dipilih melalui mekanisme Ahwa (ahlul halli wal aqdi) yaitu pemilihan secara tertutup yang dilakukan 9 kiai sepuh NU. Ketua umum di PBNU adalah pelaksana sedangkan Rais Aam adalah pengendalinya.
“Kita ingin muktamar adem. Tapi biasa di NU itu ada gegeran (beda pendapat) tapi akhirnya ger-geran (guyonan). Saat ini ada yang menginginkan ketua umum bertahan atau status quo dan menginginkan regenerasi,” ujar mantan Ketua Umum GP Ansor dua periode ini.
Gus Ipul yang juga keponakan KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) ini menilai Kiai SAS sudah dua periode dan sudah cukup waktu untuk berbuat bagi NU. “Saya sendiri menginginkan regenerasi dan Gus Yahya sangat layak meneruskan kepemimpinan di PBNU,” ujarnya.
Sementara itu sebelumnya diberitakan di berbagai media bahwa deklarasi Kiai SAS diklaim didukung beberapa wilayah meskipun dalam beberapa foto yang beredar hanya sedikit PWNU yang hadir itu pun bukan ketua PWNU melainkan hanya wakil ketua atau wakil sekretaris PWNU.
Berbeda dengan dukungan ke Gus Yahya yang nampak sangat nyata dan banyak. Ini terlihat saat Konferensi Besar di PBNU pada Selasa, 7 Desember malam di mana Gus Yahya nampak didampingi lebih dari 80 persen Ketua dan Rois Syuriah PWNU se-Indonesia.
Terkait hal ini, Gus Ipul mengatakan bahwa klaim bisa dilakukan siapapun, tapi Muktamirin yang akan menentukan di arena Muktamar. “Mengklaim itu boleh tapi menghitungnya harus cermat,” kata Gus Ipul.