Kiai Palsu dan Habib Palsu
Entah karena ramainya berita terkait situasi terkini di medsos, saya tiba-tiba teringat dua kisah lucu yang pernah terjadi di Kediri dan diceritakan oleh guru saya almarhum simbah RKH Ahmad Idris Marzuqi, pengasuh pondok pesantren agung Lirboyo Kediri, Rois Syuriah PBNU dan salah satu Kiai Khos forum Langitan di zaman Presiden Gus Dur.
Begini ceritanya, suatu ketika beliau ditelepon oleh Pak Haji Khayat seorang pengusaha kaya dan dermawan yang terkenal di Kediri, dia matur kalau sedang menerima tamu seorang berpenampilan khas kiai Madura, berjubah dan bersorban lengkap dengan pengawalan beberapa santri yang mengaku sebagai pengasuh sebuah pesantren terbesar di Pasuruan, bermaksud minta bantuan untuk membangun pesantren, tapi ketika diberi uang sejumlah Rp2 juta dia menolak, dan menyebut sejumlah angka yang dia inginkan.
Tentu saja pak haji Khayat merasa heran, kok ada seorang kiai menarget dan setengah maksa minta sejumlah uang, makanya dia menelpon minta petunjuk simbah Kiai Idris untuk menyikapi tamu aneh tersebut, dan dengan santai Mbah idris dawuh: sampean panggilkan polisi, itu pasti penipu. Tidak mungkin kiai pesantren itu minta uang kepada siapapun, karena pesantren yang dia sebut adalah salah satu pesantren terbesar dan terkaya di Jawa timur bahkan mungkin di Indonesia.
Pak Haji Khayat pun menelepon polisi karena diperintah oleh Mbah Idris, dan ketika para polisi itu datang, mereka terkaget-kaget, Pak Haji, masak kita disuruh menangkap kiai? Haji Khayat sang tuan rumah meyakinkan: Ya, ini perintah Mbah Kiai idris, karena mereka ini kata beliau pasti modus penipu berkedok kiai.
Setelah diyakinkan oleh tuan rumah, para polisi pun bertindak memberanikan diri menangkap rombongan tamu kiai gadungan itu dan membawa mereka ke kantor polisi, alhasil setelah diperiksa seksama ternyata benar apa yang diduga oleh Mbah Idris, bahwa mereka adalah sindikat penipu yang khusus beroperasi kepada para pejabat dan pengusaha dengan ilmu gendam yang telah lama dicari polisi.
Lha yang kasus habib palsu lain lagi, suatu saat beliau simbah Kiai Idris didatangi dua orang tamu berpenampilan Arab, mengaku sebagai habaib dari marga tertentu, dan seperti biasa Mbah Idris memang sangat menghormati para habaib, saya pernah mengantarkan beliau pergi silaturahmi kepada Habib Umar bin Hafidz dan habib Salim Assyathiry di kota Tarem Yaman, habib Idris Al-Hasani di kota Fez Maroko, habib Zein bin Smith di Madinah, habib Muhammad bin Alwi al-Maliki di Makkah, habib Mundzir Al musawa Jakarta, habib Luthfi bin Yahya Pekalongan dan lainnya.
Di antara tradisi beliau jika ada tamu habaib selalu dia hormati, diberi hadiah sarung dan tak lupa sedekah amplop berisi sejumlah uang, makanya ketika beliau kedatangan tamu ini dipersilahkan masuk dan dilayani dengan baik oleh santri meskipun mereka tidak dikenali, Nah ketika Mbah Idris masuk kedalam rumah untuk mengambil uang, ternyata dua tamu ini diam diam mencuri HP beliau yang ditaruh begitu saja diatas meja, dan baru beliau mengetahui ketika dua orang tamu itu telah pulang, alhasil beliau pun kehilangan HP yang diembat oleh tamu habaib palsu.
Tapi beliau adalah sosok kiai sangat sabar, dengan tetap guyonan beliau menelepon saya bercerita kejadian itu, sungguh beliau adalah kiai panutan berpribadi mulia yang sangat ikhlas dan tawadlu luar biasa.
Lahul Fatihah.
Malang, 24 November 2020.
* alfaqir santri dan khadam beliau
Advertisement