PWNU Jatim Dukung Gus Yahya, Tapi Marzuki Pribadi Punya Sikap Ini
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jatim), KH Marzuki Marzuki memilih untuk bersikap abu-abu atau belum menentukan pilihan meski institusi yang dipimpinnya sudah menentukan dukungan kepada KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya untuk menjadi calon Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Muktamar ke-34 di Lampung.
"Mendukung atau tidak mendukung belum bisa di-declare (ditentukan) sekarang untuk urusan pribadi. Kalau saya masih menunggu perkembangan kalau ada apa-apa," ujar Pengasuh Pesantren Sabilurrosyad, Gasek, Malang, pada Kamis 14 Oktober 2021.
Terkait dukungan PWNU Jatim kepada Gus Yahya, Kiai Marzuki mengatakan bahwa dirinya secara pribadi tidak terlalu mengikuti dan tidak terlibat secara intensif dalam perumusan pemberian dukungan kepada Gus Yahya tersebut.
"Untuk detailnya bisa ditanyakan ke Gus Fahrur (Wakil Ketua PWNU Jatim) Inshaallah beliau mengikuti pertemuan itu tidak hanya sekali. Saya hanya tahu permukaannya saja. Kalau saya hanya tahu yang sifatnya umum-umum saja," katanya.
Pentingnya Regenerasi di NU
Sebelumnya pada Selasa 12 Oktober 2021, kemarin, PWNU Jatim menggelar rapat pleno gabungan Syuriah dan Tanfidziyah yang secara resmi memutuskan akan mendukung KH Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam PBNU dan KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) sebagai ketua umum (Ketua Tanfidziyah) PBNU.
Keputusan resmi PWNU ini juga ditandatangani oleh KH Marzuki Mustamar sendiri sebagai Ketua Tanfidziyah, lalu KH Anwar Manshur sebagai Rais Syuriah PWNU, KH Syafrudin Syarif sebagai Katib dan Akh Muzakki sebagai Sekretaris PWNU.
Sementara itu Wakil Ketua PWNU Jatim, KH Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur mengatakan bahwa deklarasi dukungan diberikan kepada Gus Yahya untuk maju sebagai Ketum PBNU pada Muktamar ke-34 karena dianggap mumpuni dan bakal membawa banyak perubahan di dalam tubuh NU.
"Gus Yahya itu akan membuat perubahan termasuk soal program. Yang disukai pengurus daerah itu adalah membuat program PBNU itu di daerah. Contoh seperti program pendidikan nanti di daerah mana, perikanan daerah mana. Jadi tidak terpusat di Jakarta," ujarnya.