Kiai Ma’ruf Amin Raih Penghargaan Tokoh Penyiaran 2018
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH. Ma’ruf Amin meraih penghargaan sebagai Tokoh Penyiaran 2018 dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Pada acara puncak Peringatan Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) Ke-85, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara serta Ketua KPI Pusat Yuliandre Darwis menyerahkan penghargaan tersebut kepada perwakilan Kiai Ma’ruf di Ballroom Hotel Mercure, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (01/04).
Penghargaan tersebut disematkan kepada Kiai MA’ruf lantaran besarnya perhatian beliau terhadap kondisi penyiaran pertelevisian tanah air serta penangkalan isu hoaks.
“Beliau tak kenal lelah mengimbau televisi untuk tidak menggoreng informasi palsu atau hoaks sebagaimana yang terjadi di media sosial,” ujar Komisioner KPI Pusat Ubaidillah dalam siaran pers ditereima ngopibareng.id, Senin (2/3/2018).
Ubaid melanjutkan, pemberantasan radikalisme dan perbaikan tayangan televisi di bulan Ramadhan juga menjadi perhatian Kiai Ma’ruf.
Menurutnya, Kiai Ma’ruf kerap berpesan agar masyarakat mendapat tayangan televisi edukatif, informatif, dan menghibur melalui pengawasan lembaga penyiaran. Setiap Ramadhan, KPI dan MUI memonitor program-program televisi lalu memberikan penghargaan kepada program-program unggulan.
“Keseriusan MUI tersebut dibuktikan dengan dibentuknya tim internal MUI bekerja sama dengan KPI untuk melakukan pengawasan terhadap konten siaran pada bulan Ramadhan,” lanjutnya.
Kiai Ma’ruf, tutur Ubaid, juga mendorong perbaikan kualitas da’i di televisi melalui pelatihan dan standardisasi. Beberapa da’i di televise dirasa masih kurang mumpuni ketika menyampaikan pesan agama. Tidak jarang, beberapa da’i malah memonopoli tafsir agama sehingga cenderung bertentangan dengan ideologi bangsa yaitu Pancasila.
“Hal tersebut menjadi bukti nyata bahwa KPI dan MUI yang dipimpin KH Ma’ruf Amin telah menjadi lembaga yang konsisten untuk terus membenahi permasalahan penyiaran nasional serta ikut serta dalam menjaga moral generasi bangsa,” tutur Ubaid. (adi)
Advertisement