Kiai di Lorong Resepsi 1 Abad NU Gus Yahya pun Cium Tangan
Perhelatan Resepsi Puncak Harlah Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) telah berlangsung Selasa, 7 Februari 2022. Peringatan hari lahir organisasi yang berdiri pada 16 Rajab 1344 H itu, menyisakan banyak kenangan. Dihadiri jutaan lebih umat Islam, khususnya warga Nahdliyin, yang memadati dalam dan area di luar Gelora Delta Sidoarjo, yang disebut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sebagai bagian dari Bumi Mojopahit.
Ada catatan Ngopibareng.id, dari perhelatan yang menggetarkan hati kaum Nahdliyin. Bertemunya Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dengan seorang kiai aneh. Sehingga, ia pun memberi penghormatan kepada Kiai Sepuh itu, dengan cium tangan.
"Ini juga anak-anak saya," tutur Gus Yahya, Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh Rembang Jawa Tengah, seraya mengajak sejumlah putranya untuk mencium tangan Kiai Sepuh itu.
Memang, di lingkungan kaum santri dan Nahdlatul Ulama (NU) banyak ulama yang khumul (tersembunyi, tak terkenal), yang berperan di balik layar. Tidak banyak dikenal orang dan juga tidak kenal banyak orang. Tapi para Kiai Sepuh itu menjadi jimat NU.
Lolos Skrining Paspampres
Seperti video ini, sosok kiai sepuh yang sudah sejak sebelum subuh bisa melewati skrining (screening) Pasukan Pengawas Kepresidenan (Paspamres) di GOR Delta Sidoarjo, lokasi perhelatan seremoni Puncak Peringatan Satu Abad NU itu.
Kiai aneh itu, adalah KH Masduqi Abdurrahman Al hafidz, kiai sepuh yang dalam kesehariannya waktunya habis untuk mendaras dan menjaga Al-Qur'an.
Melihat sosok sepuh menggelar serban dan berdzikir di lorong GOR, tiba-tiba Gus Yahya, Ketua Umum PBNU yang penuh gairah mengusung peradaban dunia itu, sekaligus tuan rumah perhelatan akbar itu datang untuk sungkem ke kiai sepuh itu.
Tapi apa reaksi Kiai Masduqi? Kiai asal Perak Jombang itu malah bertanya: "Sampeyan sinten? (Anda siapa?) Daleme pundi? (Rumahnya mana?)
Begitulah, tanya Kiai Masuqi dengan polosnya.
Dengan ta'dzim-nya Gus Yahya menjawab: Kula Yahya, Kiai. Saking Rembang. (Saya Yahya, Kiai. Dari Rembang).
Setelah jawaban itu agaknya Kiai Masduqi baru sadar bahwa yang sungkem di depannya adalah tuan rumah acara akbar yang beliau datangi itu. Maka Kiai Masduqi pun tersenyum dan memeluk Gus Yahya.
Sejumlah orang yang menyaksikan hal itu tentu terharu. Demikian pula yang menyaksikan video tersebut mengaku terharu.
"MasyaAllah akhlak dan kesederhanaan para Kiai Sepuh NU. Beliau hadir di event Akbar Satu Abad NU duduk di lantai dan jauh dari panggung kehormatan. BaarakAllah," demikian respon Moh Taufik Mukti, ustadz yang juga pembawa acara acara Sholawat bersama Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf, dalam rangkaian acara tersebut.
Keikhlasan Kiai Masduqi untuk ikut ngalab berkah Muassis (Pendiri) NU sampai-sampai dirinya tidak kenal dengan sosok Ketua Umum PBNU yang ada di depannya. Ternyata ketenaran sosok Ketua Umum PBNU belum bisa menembus ruang sunyi yang menjadi laku para Kiai Sepuh.
Penjaga Al-Quran
Tentu, yang menyaksikan kejadian itu tak tahu bagaimana perasaan Gus Yahya yang tidak dikenal oleh jamaahnnya sendiri. Tapi gestur beliau sangat menyiratkan ta'dzim-nya seorang santri pada kiai sepuh.
Sosok seperti Kiai Masduqi, adalah di antara sederet kiai sepuh yang khumul juga sangat diperlukan NU untuk menjadi jimat menuju kedigdayaannya di abad kedua pengabdiannya untuk Islam, umat Islam, bangsa dan negara.
"Allohu yahfadzhum.. Sehat-sehat selalu para kiai. Beliau tinggal di Perak Jombang. Penasihat Jam'iyatulQura wal-Hufazh Nahdlatul Ulama (JQHNU) Jawa Tim 2017 -2022," tutur Musyafa' Ali, aktivis JQHNU Jatim pada Ngopibareng.id.
Advertisement