Kiai Ahmad Dahlan Tak Hanya Ajarkan Surat Al-Ma'un
Bendahara Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Marpuji Ali menyerukan kepada kader Muhammadiyah untuk memperkuat dan mendalami pengetahuannya terhadap Al-Quran. Karena dalam sejarah, KH Ahmad Dahlan bukan hanya mengajarkan Surat Al- Ma’un yang menjadi basis gerakan Muhammadiyah, tapi surat dan ayat lain yang terkandung dalam Al-Qur’an.
Menurut Marpuji, semangat teologi Al-Ma’un harus diluaskan dengan ayat dan surat lain yang terdapat dalam Al-Qur’an (ayat Kauliah) dan ayat Kauniah. Kepentingan tersebut sebagai modal perluasan landasan gerak kemanusiaan Muhammadiyah.
Semangat ini juga dilandasi sejarah Ahmad Dahlan, karena Al-Ma’un hanya sebagai surat yang diajarkannya kepada para muridnya.
“Pemikiran KH Ahmad Dahlan sederhana dan lugas, yakni ilmu teoritis harus dihayati atau diinternalisasi dan diamalkan dalam kehidupan. Melacak pemikiran konkrit sang Kiai, adalah dalam bentuk Amal Usaha (AUM) yang tersebar sampai ke kampung-kampung dan bisa dirasakan sampai saat ini,” ungkap Marpuji.
Ia mengungkapkan hal itu saat membuka Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah ke-48, di Kampus Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) pada Sabtu 22 Februari 2020, seperti dilansir muhammad.or.id.
Menyinggung tema seminar, “Jalan Baru Gerakan Kemanusiaan Muhammadiyah”, ia menerangkan bahwasannya, aktualisasi seluasnya terhadap gerakan profetik (Al Ma’un) yang diinisiasi oleh Founding Father Muhammadiyah.
Yang ketika pada masa awal dilembagakan hanya dalam bentuk Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO), kini kelembagaan tersebut berkembang menjadi Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Lembaga Amil Zakat Infak dan Shodakoh Muhammadiyah (LazsiMU), dan lain-lain.
Jika para pemikir besar meningalkan karya berupa kitab atau tulisan, namun KH Ahmad Dahlan memiliki cara yang unik dan antimainstream dengan yang lain. Karena jejak pemikiran yang diwariskan oleh Dahlan menurut Marpuji adalah sebuah karya nyata, yang melampaui kebiasaan pemikir masa itu.
Keberadaan artefak pemikirannya ‘memadat’ dalam bentuk Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang melimpah, yang kesemuanya diperuntukkannya kepada umat. Artinya, segala kegiatan yang dilakukan oleh Muhammadiyah merupakan kerja kemanusiaan yang berlandaskan nilai-nilai ke Tuhanan.
Nilai kemanusiaan yang dianut Muhammadiyah bukannya antroposentris, melainkan kemanusiaan yang lahir dari nur/cahaya keTuhanan.
Misi Risalah Kenabian sebagai landasan pijak gerakan Muhammadiyah merupakan hasil internalisasi Ahmad Dahlan ketika memahami setiap teks (dalam arti luas) yang ‘dilahapnya’. Maka misi otentik yang dijalankan oleh Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah adalah usaha berdaya, merdeka dan berkeadilan.
“Lihat sekolah-sekolah Muhammadiyah yang ada di kampong-kampung, mereka mau menerima anak-anak yang dikucilkan. Padahal pemerintah saja masih sebelah mata melihat mereka. Muhammadiyah hadir mendidik mereka yang lemah menjadi berdaya, yang belum pintar menjadi cerdas dan gemilang," kata Marpuji
Hal tersebut bisa terjadi karena kerja kemanusiaan yang dilakukan oleh Muhammadiyah bukanlah dalam bentuk karikatif, tapi kerja yang memiliki landasan teologi, visi dan misi yang jelas. Selain melakukan kerja kemanusiaan, kehadiran Muhammadiyah di masyarakat tertindas juga tidak bisa dilepaskan dari misi kenabiaan, yakni dakwah.
Jika dimaknai secara luas, dakwah bukanlah suatu larangan, karena substansi dakwah adalah mengajak berpindah dari keburukan/kejahatan kepada kebaikan.
“Namun terkait masalah keberhasilan ataupun kegagalan itu hak preogratif Allah SWT, yang penting kita sudah menjalankan,” tuturnya.
Atas apa yang disampaikan Marpuji, ia memperkuat dengan bukti bahwa, MDMC dalam penanganan tanggap bencana sejauh ini mendapat respon positif, baik dari masyarakat yang ditolong maupun lembaga lain.
Bahkan MDMC telah mengantongi izin dari lembaga internasional Emergency Medical Team (EMT) sebagai tim penanggulangan bencana yang terpercaya, dan satu-satunya tim tanggap bencana dari Indonesia yang mendapat kepercayaan tersebut.
Marpuji berharap dari seminar ini bisa memberikan sumbang saran dalam muktamar nanti. Sehingga gerakan Al Ma’un bisa semakin tajam, luas dan massif. Serta semangat kemanusiaan yang bersumber dari Al Ma’un bukan hanya digelorakan oleh PP Muhammadiyah semata, tapi juga jajaran pimpinan di bawahnya, dan organisasi lain yang saling bersinergi.