Ki Samudra Biru, Sudut Mistis di PSLI 2018
Inspirasi biasanya datang dari keadaan lingkungan sekitar. Misalnya dari panorama alam atau dari kisah-kisah yang menggugah. Namun, ada juga inspirasi datang dari hal-hal yang berbau mistis.
Ki Samudra Biru, seorang pelukis asal Sukabumi Jawa Barat, mengaku terinspirasi sosok-sosok mistis, yang selama ini dipercaya sebagai "penghuni" Laut Selatan.
Sudah 18 tahun lamanya, Ki Samudra mengaku tak pernah melukis apapun, kecuali sosok-sosok gaib, yang berwujud ratu atau dewi-dewi berparas cantik.
"Saya pikir sebagai pelukis itu harus punya trademark. Menemukan inspirasi ini tidak dengan tiba-tiba. Delapan belas tahun saya berjuang, awalnya apa aja dilukis, tapi sekarang saya hanya melukis sosok-sosok ini," kata pria berambut gondrong sambil menunjukkan lukisan ratu pantai selatan.
Pelukis yang kini tengah mengikuti gelaran Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI) XI di Surabaya, ini juga membawa sejumlah karyanya yang menampilkan sosok wanita bergaun hijau, dan bermahkota.
Namun, salah satu yang paling menarik perhatian adalah lukisan bergambar wanita berhijab warna hijau. Ki Samudra mengenalkan wanita itu sebagai Aulia yang diturunkan oleh Allah di Laut Selatan, namanya Hj Siti Aisyah Rara Kadita.
"Ini sosok aulia, sosok bidadari, sosok kanjeng ratu laut kidul, sosok yang diturunkan oleh Allah untuk menjaga laut selatan," kata Ki Samudra kepada ngopibareng.id.
Bukan tanpa alasan, sosok Hj Siti Aisyah ini dilukisnya berdasarkan wahyu yang ia terima. Ki Samudra mengaku dirinya ditugaskan menyampaikan pesan bahwa sosok berhijab itu adalah wujud lain dari Ratu Laut Kidul yang selama ini dimitoskan adalah sosok gaib yang tak punya agama, ternyata adalah makhluk yang juga mempunyai keyakinan.
"Ini wujud lain Ratu Laut Kidul dengan busana yang lain. Konon katanya beliau itu tidak punya agama, padahal beliau itu ya muslim, beliau itu merangkul seluruh agama," kata dia.
Selain sosok Ratu Laut Kidul, Ki Samudra juga biasa melukiskan dewi-dewi dan ratu lain. Seperti misalnya Nyi Roro Kidul yang fenomenal, dan sejumlah sosok lain yang disebut ada 7 ratu penunggu laut selatan yang biasa ia lukis.
Ditanya soal bagaimana inspirasi itu datang, Ki Samudra tak mau menjelaskannya terlalu gamblang. Ia mengatakan karya-karyanya adalah hasil imajinasi yang berpadu dengan wahyu dari sosok gaib tersebut.
Ia mengaku, sebelum melukis, dirinya memang melakukan sejumlah ritual terlebih dahulu. Namun, dia menyebut ritual itu masih atas seijin Allah. Tak ada sesaji atau hal klenik apapun. Ia hanya memanjatkan doa.
"Ketika sebelum melukis, ada ritual, tapi hanya atas nama ijin Allah, secara sadar atau tidak sadar, ya beliau (sosok gaib) itu hadir tanda-tandanya anginnya bersemilir dan ada wewangian," kata dia.
Untuk lokasi melukisnya, Ki Samudra seringkali memilih langsung berada di pantai atau pesisir laut. Alasannya, memang ingin merasakan langsung nuansa kehadiran si penunggu laut tersebut.
"Sering langsung di laut, salah satunya di Parang Kusumo. Pernah juga dalam keadaan gelap, tapi ya lukisan itu tetap jadi," ujarnya.
Awal melukis sosok-sosok gaib, Ki Samudra mengaku seringkali mendapat cemoohan dari masyarakat. Ia bahkan mendapat predikat sebagai pelukis musyrik. Namun lambat lahun, dirinya berhasil meyakinkan bahwa apa yang dilukis itu adalah sebuah karya seni semata.
"Awalnya saya dizolimi, disebut pelukis musyrik. Tapi saya jelaskan ini apresiasi seni. Kebetulan yang saya lukis sosok gaib. Itu tidak bisa dipungkiri, saya bisa buktikan ini karya seni. Tapi alhamdulillah perlahan sudah mengerti," kata dia.
Kendati berbau mistis, kini lukisan-lukisan Ki Samudra ternyata malah makin banyak peminatnya. Ia merasa karyanya sudah menemukan dan ada di 'pasar' yang tepat.
Untuk harga, Ki Samudra biasa mematok lukisannya dengan harga-harga bernominal ganjil. Ia menyebut kebiasaan itu adalah amanah yang dititipkan padanya.
"Saya mintanya harga ganjil, misal Rp 45 juta. Ditawar boleh, tapi nilainya juga harus ganjil. Alhamdulillah banyak pasarnya," ucap dia. (frd)
Advertisement