Khutbah Jumat: Takwa Kunci Terindah Benteng Cobaan Hidup
Pengantar Redaksi: Manusia diciptakan Allah Ta’ala untuk bertakwa. Tak ada kemudahan untuk membuktikan ketawaan seseorang melainkan dengan cobaan dan ujian hidup. Menghadapi ujian adalah bagian tak terpisahkan dari rangkaian kehidupan yang telah ditentukan oleh Allah.
Itulah yang dihadapi setiap manusia, makhluk Allah Subhanahu wa-ta'ala yang termulia di jagat raya. Ujian-ujian ini datang dalam berbagai bentuk, mulai dari cobaan yang menguji ketahanan, kesulitan yang kadang terasa tak tertanggung, atau tantangan yang menuntut kekuatan saat terpuruk, harapan di tengah kesulitan, dan keyakinan bahwa setiap ujian adalah bagian dari rencana yang indah dari Yang Maha Kuasa.
Maka, ketakwaan adalah kunci terindah sebagai benteng dalam menghadapi cobaan hidup dan ujian hidup sehari-hari kita.
Naskah khutbah Jumat berikut ini dengan judul, “Khutbah Jumat: Menghadapi Ujian Hidup dengan Ketakwaan”.
Semoga bermanfaat!
Khutbah I
الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْاِحْسَانِ، وَمُضَاعِفِ الْحَسَنَاتِ لِذَوِي الْإِيْمَانِ، الْغَنِيِّ الَّذِيْ لَمْ تَزَلْ سَحَائِبُ جُوْدِهِ تَسِحُّ الْخَيْرَاتِ كُلَّ وَقْتٍ وَأَوَانٍ، اَلْعَلِيْمِ الَّذِيْ لَا يَخْفَى عَلَيْهِ خَوَاطِرُ الْجَنَانِ، اَلْحَيِّ الْقَيُّوْمِ الَّذِيْ لَا تَغِيْضُ نَفَقَاتُهُ بِمَرِّ الدُّهُوْرِ وَالْأَزْمَانِ. أَحْمَدُهُ حَمْدًا يَفُوْقُ الْعَدَّ وَالْحُسْبَانَ، وَأَشْكُرُهُ شُكْرًا نَنَالُ بِهِ مِنْهُ مَوَاهِبَ الرِّضْوَانِ أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ دَائِمُ الْمُلْكِ وَالسُّلْطَانِ، وَمُبْرِزُ كُلِّ مَنْ سِوَاهُ مِنَ الْعَدَمِ اِلَى الْوِجْدَانِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ نَوْعِ الْاِنْسَانِ، نَبِيٌّ رَفَعَ اللهُ بِهِ الْحَقَّ حَتَّى اتَّضَحَ وَاسْتَبَانَ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَالْإِحْسَانِ. أَمَّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَايَ أَوَّلاً بِتَقْوَى اللهِ تَعَالىَ وَطَاعَتِهِ بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْءَاتِكُمْ وَرِيشًا، وَلِبَاسُ التَّقْوَىَ ذَلِكَ خَيْرٌ، ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah.
Alhamdulillahi rabbil 'alamin, mari kita bersama-sama awali khutbah Jumat ini dengan senantiasa bersyukur kepada Allah swt, atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita semua, khususnya nikmat iman dan sehat. Sehingga kita bisa terus istiqamah menunaikan ibadah wajib shalat Jumat ini, serta kita semua dipermudah oleh Allah untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik yang diridhai oleh-Nya.
Shalawat dan salam mari senantiasa kita haturkan kepada junjungan dan panutan kita bersama, yaitu Nabi Muhammad saw, allahumma shalli ‘alâ Muhammad wa ‘alâ alih wa sahbih, yang telah menjadi panutan dalam membangun iman dan ketakwaan yang kuat di dalam hati kita.
Semoga kita semua yang hadir pada pelaksanaan shalat Jumat ini, diakui sebagai umatnya dan mendapatkan syafaatnya. Amin ya rabbal 'alamin.
Sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab bagi kami selaku Khatib, untuk senantiasa mengajak saudara-saudara sekalian meningkatkan iman dan melakukan perbuatan-perbuatan baik di dunia, serta menghindar dari semua perbuatan yang dilarang dalam Islam.
Hal ini kami tegaskan tidak lain selain agar persiapan bekal kita menuju akhirat benar-benar sempurna. Sebab, tiada bekal yang akan kita bawa menuju hari pembalasan tersebut selain ketakwaan kepada Allah.
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah.
Ujian dalam hidup adalah bagian dari sunnatullah tak terpisahkan, sebuah realitas yang harus kita terima dengan lapang dada. Setiap manusia pasti menghadapi tantangan, cobaan, dan kesedihan yang terkadang terasa begitu berat.
Namun, ketika ujian itu datang, ketakwaan harus menjadi pegangan yang kukuh, dengan tetap konsisten dan komitmen dalam mengerjakan perintah dan larangan dalam Islam.
Ketika badai datang menerpa, iman kita menjadi pelindung. Dalam setiap kesulitan, kita diajak untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah swt. Sebuah perjalanan menuju kesadaran bahwa segala yang terjadi adalah bagian dari rencana-Nya, meskipun kadang kita tidak dapat memahaminya. Sebab itu, penting bagi kita untuk menjadikan takwa sebagai pakaian terbaik yang selalu kita kenakan dalam menghadapi situasi apa pun.
Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an:
يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْءَاتِكُمْ وَرِيشًا، وَلِبَاسُ التَّقْوَىَ ذَلِكَ خَيْرٌ، ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
Artinya, “Wahai anak cucu Adam, sungguh Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan bulu (sebagai bahan pakaian untuk menghias diri). (Akan tetapi,) pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu merupakan sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Allah agar mereka selalu ingat.” (Surat Al-A'raf ayat 26).
Imam Ibnu Katsir dalam kitab Tafsirul Qur’anil 'Azhim, juz III halaman 401 menjelaskan, pakaian takwa (libasut taqwa) memiliki banyak penafsiran. Ibnu Juraij mengatakan maknanya adalah iman, menurut Imam Al-‘Aufi adalah amal saleh, sedangkan menurut Imam Ziyad adalah murah senyum.
Ada juga ulama yang mengatakan maksdnya adalah takut kepada Allah:
وَقَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ: وَلِبَاسُ التَّقْوَى، اَلْإِيْمَانُ. وَقَالَ الْعَوْفِي، اَلْعَمَلُ الصَّالِحُ. وَقَالَ زِيَادٌ: هُوَ السُّمْتُ الْحَسَنُ فِي الْوَجْهِ. وَعَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ: خَشْيَةُ اللهِ. وَقَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ: يَتَّقِي اللهَ، فَيُوَارِي عَوْرَتَهُ
Artinya, “Ibnu Juraij berkata: maksud pakaian takwa adalah iman. Menurut al-Wafi adalah amal saleh. Menurut Ziyad adalah murah senyum. Menurut Urwah bin Zubair adalah takut kepada Allah, dan menurut Abdurrahman bin Zaid bin Aslam adalah orang bertakwa kepada Allah, sehingga Allah akan menutupi aibnya.”
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Dari ragam penafsiran para ulama di atas, kita semua tahu betapa pentingnya menjadikan ketakwaan sebagai benteng yang kokoh dalam menghadapi setiap masalah, yaitu dengan cara meningkatkan iman, melakukan amal saleh, tetap murah senyum, selalu merasa takut kepada Allah dan lainnya.
Dengan menjadikan ketakwaan sebagai benteng yang kokoh dalam menghadapi masalah, maka Allah akan memberikan jalan keluar bagi kita dalam menghadapinya, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجاً
Artinya, “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya.” (Surat At-Thalaq ayat 2).
Dalam ayat lain Allah juga menjanjikan kepada kita semua, bahwa siapa saja yang bertakwa maka Allah akan menjadikan kemudahan dalam setiap urusan-urusannya.
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْراً
Artinya, “Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya.” (QS At-Thalaq [65]: 4).
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah Itulah pentingnya bagi kita semua menjadikan ketakwaan sebagai benteng yang kokoh dalam menghadapi berbagai persoalan dan ujian yang mendatangi kita.
Tetap istiqamah dalam menjalankan kewajiban, murah senyum terhadap sesama, dan berperilaku baik kepada orang lain, merupakan benteng terbaik dalam menghadapi ujian.
Dengan hal itu, Allah akan memberikan jalan keluar dan memudahkan ujian tersebut. Demikian khutbah Jumat kali ini.
Semoga menjadi khutbah yang membawa berkah dan manfaat bagi kita semua. Amin ya rabbal 'alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلٓهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، الْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أٓلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ، وَثَنَّى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur.
Sumber:
https://islam.nu.or.id/khutbah/khutbah-jumat-menghadapi-ujian-hidup-dengan-ketakwaan-2JXGK