Khusus Zona Merah, Ibadah Ramadhan Bisa di Rumah Saja
Di bulan Ramadhan1442 H ini pemerintah membolehkan ibadah salat Tarawih berjemaah di masjid-masjid dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. Tetapi khusus daerah yang masih dalam zona merah, dianjurkan beribadah di rumah saja, menggunakan rukhsah (keringanan) atau kemurahan-kemurahan yang diperbolehkan, yaitu tidak melakukan Tarawih atau tadarus di tempat umum atau masjid-masjid, untuk menghindari penularan.
Pesan ini disampaikan oleh Wakil Presiden KH Makruf Amin saat membuka acara Syiar Islam dan Istighotsah Kubra dalam rangka Tarhib Ramadan melalui konferensi video dari Kediaman Resmi Wapres, Menteng Jakarta Pusat Minggu 11 April 2021.
Wapres mengingatkan ibadah berjemaah di masjid, seperti salat Tarawih dan tadarus itu hukumnya sunnah, sedangkan menjaga diri dari penularan penyakit atau bahaya itu hukumnya wajib. Oleh karena itu, Wapres meminta segenap kaum muslim memprioritaskan upaya menekan penularan Covid-19. Pertimbangan yang sama juga berlaku untuk mudik.
Begitu juga pemerintah melarang mudik. Belajar dari pengalaman mudik tahun lalu, sempat terjadi peningkatan penularan Covid-19 sampai 90 persen . Dari pengalaman itu kemudian dilarang mudik. "Saya kira kedudukannya itu sama saja, mudik atau silaturahmi itu sunnah, tetapi ada bahaya, maka menjaga dari wabah penyakit yang wajib,” kata Wapres.
Wapres dalam tausiahnya mengimbau agar Ramadhan dijadikan sebagai momentum untuk memperbaiki diri serta memohon ampun kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk memohon inayah-Nya (perlindungan), khususnya dari segala bencana yang tengah melanda Indonesia.
“Bulan Ramadhan adalah bulan maghfiroh (ampunan). Oleh karena itu, mari kita jadikan bulan Ramadhan bulan untuk memohon ampun kepada Allah. Karena kita menyadari bahwa kita semua tidak ada yang luput dari dosa, kita bukan makhluk yang maksum (terpelihara dari dosa). Juga memohon perlindungan-Nya, inayah-Nya, karena kita bukan orang yang dijamin [masuk surga],” imbau Wapres.
Sejalan dengan hal tersebut, Ketua Umum MUI Pusat Miftachul Akhyar mengungkapkan bahwa Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan, yang tidak boleh disia-siakan. “Setiap kedatangannya, Rasulullah selalu membuat statement, bahwa bulan Ramadhan ini telah hadir di tengah-tengah kalian. Kata Rasul, di dalam bulan ini ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Ini adalah suatu istilah yang artinya sesuatu yang tidak dapat kita hitung,” terang Miftachul.
Ia juga berharap, semoga acara tarhib (penyambutan) Ramadhan ini dapat memberi nilai tambah dalam menyambut kehadiran Ramadhan sehingga menimbulkan kerinduan umat Islam kepada Ramadhan dan meningkatkan semangat untuk beribadah.