Khofifah....Oh Khofifah
KEKUASAAN ternyata memang sangat menggiurkan. Seorang lurah pasti berjuang untuk menjadi camat. Dari camat melirik kursi bupati. Seorang bupati/wali kota atau ketua cabang partai, pasti kepingin jadi gubernur dan jalur partai pasti mau menjadi ketua wilayah-Dewan Pimpinan Daerah (DPD) . Setelah gubernur atau ketua DPD jalur partai politik, incarannya, ya, Presiden, dan bagi Ketua DPD apalagi kalau bukan ketua umum partai. Begitu pun para menteri, kemauan dan mimpi menjadi presiden, setidaknya wakil presiden, pasti ada.
Untuk mewujudkan impian mereka ini, ada yang berjuang mati-matian. Ada juga yang setengah mati berjuang, dan yang paling tragis ada yang bahkan berakhir dengan kematian. Kematian dalam arti yang benar-benar mati secara fisik, dan yang terbanyak adalah mati kariernya. Disebabkan karena uang habis, stres, kecewa, dan jatuh sakit. Ada juga yang dalam proses menggapai jabatan yang lebih tinggi malah berakhir dengan mendekam di penjara KPK.
Memang tidak semua dari mereka berani maju memenuhi ambisi politiknya. Banyak juga yang tahu diri dan tahu ukuran baju yang pas untuk dirinya. Tapi ada juga yang tak perduli pertimbangan a, b, c, d, memutuskan maju dan tabrak terus hingga terwujudnya cita-cita. Untuk jenis yang terakhir ini, gambarannya agak mirip sosok Khofifah. Dengan sangat mengejutkan ia nekad meninggalkan kursi jabatan menteri dalam Kabinet Kerjanya Jokowi dan memilih--untuk kesekian kalinya, maju berjuang sebagai Cagub Jawa Timur pada Pilkada 2018. Konon Jokowi mengizinkan, dan bahkan lebih dari itu.
Langkah Khofifah ini perlu dijadikan bahan telaah dan perenungan. Pertanyaan pertama, apakah jabatan dan lingkup kerja sebagai menteri tidak dianggap sebuah jabatan yang amanah dan ruang yang luas untuk berbuat dan mengabdikan diri pada negara dalam upaya menyejahterakan rakyat? Pertanyaan kedua, sebagai menteri yang diusung oleh PKB, apakah tidak tahu bahwa Syaifulah Yusuf oleh PKB dipercaya mewakili partai untuk maju sebagai calon Gubernur Jawa Timur? Pertanyaan ketiga, apa tidak terbayang bahwa ambisinya ini akan membuat kaum Nahdliyin jadi bingung? Terutama para perempuan anggota PP Muslimat NU, dimana Khofifah sebagai Ketua Umumnya.
Hal yang juga menarik, membaca Jokowi lewat Khofifah. Sebenarnya, Presiden bisa saja dengan halus menolak permohonan Khofifah maju sebagai cagub Jatim dengan kalimat sederhana..."Tenaga Anda masih saya dan rakyat perlukan’’. Selanjutnya Presiden memanggil Ketua Umum PKB dan semua pasti selesai. Tapi mengapa Jokowi lebih memilih melepaskan Khofifah? Apakah karena disyukuri memang sudah lama berniat untuk mengganti? Atau lebih karena sikapnya yang konon mau netral dalam ulah dan usregnya Pilkada?
Atau ada hidden agenda di balik kata ‘yes, go’ nya Jokowi terhadap Khofifah. Karena Beliau tahu persis bahwa partai yang mengusung cagub Jatim Syaifulah Yusuf adalah PDIP, partai yang juga mengusungnya sebagai calon presiden di tahun 2014. Atau, ini sebagai test case; lulus Khofifah menang Pilgub Jatim, kursi Wapres terbuka lebar untuknya. Karena siapa pun orang nomor satu di Jawa Timur, posisinya sangat strategis buat hajatan Pilpres 2019. Bukan tidak mungkin kursi yang baru saja diperoleh akan dilepas, seperti yang pernah dilakukan Jokowi dulu.
Buat Jokowi memang nothing to loose, bahkan suatu langkah yang cerdik. Khofifah menang, terbuka pilihan siapa yang pas digandeng sebagai cawapres menjadi lebih luas. Kalau kalah, dengan mudah bisa berkilah..."kemenangan Syaiful sudah saya yakini saat Khofifah berniat ingin maju..!’’ Dan bila Ketum PDIP bertanya mengapa Khofifah? Cukup mudah menjawabnya..."Lho Bu, kan jumlah kursi menteri PDIP jadi bertambah..! Dan gak perlu kuatirkan Khofifah!’’
Yah, memang perkawinan PKB-PDIP dengan calonnya yang cukup merakyat, membuat penilaian Jokowi bisa diterima wajar oleh akal sehat. Termasuk oleh Ibu Mega, mestinya!
Tinggal lagi buat Khofifah... oh Khofifah, yang tersisa hanya pesan dari seorang kawan; Jaga kesehatan, lahir batin! Saya sangat cinta saudara-saudaraku kaum Nahdliyin...saya yakin Anda juga!
*Erros Djarot - Dikutip sepenuhnya dari laman Watyutink.com
Advertisement