Khofifah Ungkap Asal-usul Nama Jembatan Pelangi di Malang
Kabupaten Malang memiliki Jembatan Pelangi di Desa Srigonco, Kecamatan Bantur. Jembatan sepanjang 120 meter itu diresmikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan diharapkan bisa mendongkrak kesejahteraan warga Kabupaten Malang.
Jembatan yang diresmikan pada Kamis, 7 April 2022 itu, memiliki lebar sekitar 7 meter, dan dibangun sejak 2017. Jembatan menghubungkan Gondanglegi dan Bantur, serta menjadi bagian penting dari sarana Jalus Lintas Selatan (JLS).
Anggaran yang digunakan membangun Jembatan Pelangi mencapai kisaran Rp 24,7 miliar, terutama untuk fisik jembatan. Jembatan memotong jarak tempuh sekitar 60 menit.
Ketika meresmikan jembatan tersebut, Khofifah berharap kesejahteraan warga Kabupaten Malang bagian selatan akan terbantu, dengan adanya jembatan pelangi.
Selain itu, Khofifah juga berharap, adanya Jembatan Pelangi mempercepat rencana jalan nasional di jalur Gondanglegi-Bantur.
"Maka jalur dari Gondanglegi ke sini (Srigonco) akan dijadikan jalan nasional. Sehingga jika percepatan pembebasan lahan sudah bisa dilakukan oleh Pemkab Malang tahun ini, akan mempercepat keputusan final di Kementerian PUPR untuk jadi jalan nasional," katanya dikutip dari laman Kominfo Jatim, Jumat 8 April 2022.
Selain itu, Khofifah juga berharap, jalur Gondanglegi-Bantur akan terhubung dengan JLS, di tahun 2023.
Jembatan Pelangi sendiri dibangun di wilayah yang dikenal dengan nama lokal sebagai Jurang Mayat. Nama Jembatan Pelangi dipilih untuk menghilangkan kesan angker dari nama sebelumnya.
Jembatan Pelangi juga dicat dengan warna-warni pelangi di sisi kiri dan kanan agar indah.
"Dulu namanya seram sekali "jurang mayat". Nah ini harus kita bangun optimisme. Jangan memberikan nama yang menjadikan kita bad mood kalau menyebutnya. Pelangi ini identik dengan keindahan, maka mood kita akan baik pula," lanjutnya.
Advertisement