Khofifah Bantah Empon-empon Mahal dan Langka, Cek Harga Pasar...
Merebaknya virus corona di Indonesia membuat masyarakat cemas. Bagaimana tidak, virus baru tersebut sudah menyebabkan ribuan orang di seluruh dunia meninggal dunia secara cepat. Barang-barang yang berkaitan dengan penangkalan virus corona pun seperti masker, hand sanitizer, hingga rempah-rempah secara masif diburu oleh masyarakat.
Akibatnya, barang-barang tersebut secara mendadak langka di pasaran. Jika barang tersedia maka harganya selangit. Di Jawa Timur (Jatim), selain masker dan hand sanitizer yang langka, empon-empon pun yang biasanya melimpah di pasaran tiba-tiba langka dan mahal.
Namun, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menangkis kabar tersebut. Menurutnya, stok empon-empon cukup di semua di kabupaten/kota di Jatim.
“Enggak lah, kalau empon-empon nggak langka ya, per kemaren lho saya pastikan tidak seperti itu,” kata Khofifah usai tinjau Ujian Sekolah Berbasis Komputer di SMA Trimurti Surabaya, Selasa 10 Maret 2020.
Menurut Khofifah, adanya isu rempah-rempah atau empon-empon di Jatim lagka dikarenakan kecenderungan atau latahnya masyarakat tentang khasiat empon-empon yang bisa menangkal virus corona yang sedang merebak di Indonesia.
Empon-empon mahal dan langka diduga karena masyarakat berbarengan mencari dan membeli. Seperti diketahui, empon-empon atau rempah-rempah nusantara seperti jahe, temulawak, kunir dan lainnya dipercaya bisa menjadi salah satu bahan alami untuk menangkal virus corona atau COVID-19. Hal itu sempat dikatakan langsung oleh tim dokter Universitas Airlangga Surabaya.
Menurut tim dokter Unair, empon-empon yang biasa dikonsumsi masyarakat Indonesia sebagai wedang atau minuman, bisa membuat imun tubuh meningkat. Sehingga bisa mengecilkan kesempatan orang tersebut terserang semua virus, termasuk juga corona.
Berbeda dengan penyampaian Gubernur Khofifah, Ngopibareng.id justru menemukan fakta kenaikan sejumlah harga empon-empon di tiga pasar di Surabaya.
Di pasar Karang Menjangan, pasar yang berdekatan dengan RSUD Dr. Soetomo Surabaya stok jahe dan temulawak menipis. Dua jenis empon-empon ini laris diburu pembeli.
"Paling banyak habis jahe. Ini cuma tinggal kunir dan beberapa jenis lainnya," kata Nurhadi, salah satu penjual di Pasar Karang Menjangan kepada Pita Sari dari Ngopibareng.id.
Untuk harga, Nurhadi mengatakan, memang mengalami kenaikan sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan adanya virus corona di Indonesia, pada 2 Maret 2020.
"Iya ada kenaikan lima sampai sepuluh ribu per kilonya. Seperti jahe biasanya satu kilonya Rp 30.000 sekarang jadi Rp 40.000," kata Nurhadi.
Tak hanya di Pasar Karang Menjangan, kondisi yang sama juga terjadi di Pasar Pucang. Marhama, salah satu penjual mengatakan, jahe dan kunir mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan.
"Jahe biasanya Rp 25.000 satu kilonya, sekarang Rp 35.000, rata-rata naik Rp 10.000," kata perempuan berusia 65 tahun ini.
Bila di dua pasar tadi ada kenaikan harga sekitar Rp 10.000, lain lagi yang terjadi di Pasar Soponyono. Pasar di Jalan Rungkut Asri itu kenaikan harga empon-empon bahkan mencapai Rp 15.000.
"Jahe sekarang satu kilo Rp 50.000 sebelumnya Rp 35.000," ujar Tamiseh.
Sementara itu, fakta di Pasar Besar, Kota Malang, jahe merah yang biasa dijual dengan harga Rp 45.000 melonjak Rp 90.000.
"Jahe merah naik menjadi Rp 90.000 perkilogram. Permintaan banyak, stoknya minim jadi mahal. Banyak masyarakat yang cari, sejak dua minggu ini," tutur salah satu pedagang di Pasar Besar, Lilis pada Selasa 10 Maret 2020 kepada Lalu Theo dari Ngopibareng.id.