Khofifah Siapkan Skema Ponpes Buka di Tengah Covid
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, melakukan sejumlah persiapan teknis terkait rencana pelaksanaan pendidikan di pondok pesantren di tengah wabah virus corona atau covid-19. Salah satunya adalah melibatkan TNI dan Polri dalam penerapan protokol kesehatan di dalam pondok pesantren, untuk mengurangi potensi penyebaran covid.
“Kami melakukan berbagai persiapan teknis bersama Pak Pangdam dan Pak Kapolda melakukan bagaimana agar bisa jalan berseiring. Pak Wagub juga akan mendampingi terkait dengan dampak covid-19,” kata Khofifah ketika melakukan video conference bersama dengan beberapa pengasuh pondok pesantren dalam kegiatan Halalbihalal Online Pemprov Jatim di Gedung BPSDM, Malang, Minggu 31 Mei 2020.
Persiapan itu, meliputi proses penerimaan hingga belajar mengajar dapat berjalan dengan aman. Sehingga, diharapkan meski sudah masuk, penyebaran virus tidak terjadi. Maka, kata dia, protokol kesehatan ini harus dilakukan oleh setiap pondok pesantren.
Pangdam V Brawijaya, Mayor Jenderal TNI Widodo Iryansah menyampaikan, bahwa pihaknya bersama Polda Jatim akan mendukung keputusan Gubernur Jatim terkait dibuka kembalinya pondok pesantren.
“Alhamdulillah, barusan kami mendengarkan para pimpinan pondok pesantren dan beliau juga bertekad membuka kembali pesantren, insyaallah santri dan santriwati bisa mulai belajar kembali,” katanya.
Ia juga menegaskan jika TNI bersama Polri akan membantu santri dan santriwati untuk menjalankan protokol kesehatan agar proses belajar mengajar tidak terganggu dan pesantren bebas dari covid-19.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam Gontor Ponorogo, KH Amal Fathullah Zarkasyi menyampaikan, pihaknya akan memulai aktivitas pada 17 Juni untuk penerimaan mahasiswa baru, dan tanggal 22 Juni bagi mahasiswa lama yang kembali.
Kiai Amal menyampaikan, pihaknya telah menetapkan sejumlah protokol kesehatan ketika aktivitas pembelajaran dimulai. “Sebelum masuk asrama mahasiswa akan disemprot disinfektan, kemudian mandi baru masuk asrama. Pasca itu (masuk) mereka gak boleh keluar,” katanya. Selain itu, santri dan santriwati harus memakai masker, alat mandi sendiri dan alat makan sendiri. Disinfeksi juga dilakukan di seluruh kampus, masjid dan ruang kelas.
Berikutnya, pada awal tahun ajaran baru, santri dan santriwati tidak langsung menerima pembelajaran di kelas. Di pekan pertama, para mahasiswa akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk berolahraga dan memahami protokol kesehatan.