Emil Masuk Bursa Ketua DPD Demokrat, Khofifah Tak Masalah
Kabar mengenai kursi Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur yang akan bergeser ke Wakil Gubernur, Emil Elestianto Dardak, mendapat komentar dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Kata Khofifah, dia mengaku tak masalah jika nama wagubnya masuk dalam kandidat Ketua DPD Jawa Timur.
"Jadi, misalnya Pak Wagub menjadi bagian yang dimajukan dan beliau siap, maka saya mendukung," ujarnya ketika ditemui usai upacara Peringatan Hari Pramuka Indonesia di Grahadi, Surabaya, Rabu 14 Agustus 2019.
Khofifah berujar, soal kabar ini lebih baik ditanyakan secara langsung kepada yang bersangkutan. "Lebih baik tanya Pak Emil saja. Apalagi soal rekomendasi. Rekomendasi apa? Ada-ada saja sampeyan ini," ucap Khofifah.
Nama Emil memang menjadi satu di antara beberapa tokoh yang dinilai layak menjadi orang nomor satu di DPD Partai Demokrat Jawa Timur. Dia digadang-gadang layak untuk menggantikan Soekarwo yang diangkat sebagai Komisaris Utama PT Semen Indonesia, Tbk.
Jabatan Soekarwo sebagai Ketua DPD Demokrat Jawa Timur, sejatinya masih menyisakan dua tahun lagi. Bahkan musyawarah daerah baru akan dilaksanakan pada 2021. Tapi karena ada aturan yang menyebut komisaris utama di BUMN harus melepas jabatan politik. Mau tak mau Soekarwo haru mengikuti aturan ini.
Menurut Khofifah, menjadi hak demokrasi bagi siapa saja nama yang dimajukan dan ia akan mengikuti afiliasi politik dan hak demokrasi siapapun.
Sementara itu, selain nama Emil Dardak, ternyata nama Khofifah juga disebut-sebut layak memimpin Demokrat Jawa Timur. Menanggapi hal itu, mantan Menteri Sosial itu mengucapkan terima kasih. Namun ia menegaskan ingin menjadi bagian dari seluruh elemen strategis di Jawa Timur.
"Sampeyan salah kali. Enak kalau kita itu menjadi bagian seluruh kekuatan elemen startegis. Menurut saya lebih baik saya tidak di parpol manapun. Ndhisik (dulu) sopo ngomong aku PPP? Wes saya ndak parpol tertentu," ucap Khofifah.
Ketua umum PP Muslimat NU tersebut yakin masih banyak kader Partai Demokrat yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif, sehingga layak duduk sebagai pucuk pimpinan.
"Saya sebaiknya menjaga jarak yang sama dengan seluruh elemen strategis, apakah partai politik, perguruan tinggi, ormas dan tentu adalah elemen strategis lainnya," pungkasnya.