Khofifah Minta Sidoarjo Terapkan Kampung Tangguh Seperti Malang
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meminta Kabupaten Sidoarjo untuk menerapkan pengamanan berbasis kampung tangguh seperti yang diterapkan Kota Malang dalam memutus mata rantai penyebaran virus corona atau covid-19.
Hal itu ia sampaikan di harapan Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin bersama Kapolresta Sidoarjo Komisaris Besar Polisi Sumardji dan puluhan warga Desa Brebek, Kecamatan Waru, Sidoarjo, Minggu 17 Mei 2020 siang.
Menurutnya, langkah itu sangat penting untuk menumbuhkan kemandirian warga menghadapi masalah covid-19 ini.
Dengan adanya kampung tangguh ini diharapkan dapat mencegah keluar masuknya warga untuk hal-hal yang tidak ada manfaatnya, justru hanya menimbulkan ancaman penyebaran yang lebih luas. Apalagi, angka penyebaran covid-19 di Kota Delta ini masih cukup tinggi.
"Kampung Tangguh ini, juga menginisiasi warga kampung dengan gerakan tangguh bencana termasuk bencana non alam seperti pandemi Covid-19 dengan manual yang disiapkan secara virtual," kata Khofifah.
Kata Khofifah, contoh Kampung Tangguh yang ada di kampung Cempluk Kecamatan Dau Kabupaten Malang tersebut setiap RT/RW dilengkapi dengan CCTV sehingga warga bisa memantau aktivitas yang ada di dalam kampung tangguh tersebut.
Selain itu, terdapat pojok curhat yang dilakukan secara virtual sehingga memudahkan para psikolog untuk langsung merespon setiap keluhan warganya.
Bahkan, Sidoarjo juga bisa mereplikasi Lumbung Pangan di dalam kampung tangguh untuk memfasilitasi warga agar tidak perlu mencari sembako di luar kawasan tempat tinggalnya. Bahkan, akan disiapkan secara gratis untuk warga terdampak.
Selain itu, Khofifah meminta kepada Pemkab Sidoarjo melalui satuan Gugus Tugas Percepatan Penaganan Covid-19 agar melakukan percepatan triple T (tes, tracing dan treatment).
Percepatan penanganan tersebut dipastikan akan mempercepat memutus penyebaran, sekaligus menurunkan angka penyebaran.
“Konfirmasi tertinggi itu usia 40-49 itu mobilitas tinggi tetapi OTG, jadi gak ada demam, gak ada sesak nafas, gak ada batuk tapi OTG. Ini yang penting kecepatan kita melakukan tracing dan tes sehingga dapat menekan mobilitas penyebaran,” katanya.
Advertisement