Khofifah Menilai Pemindahan Ibu Kota Untungkan Jawa Timur
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyambut baik rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan.
Menurutnya, imbas dari perpindahan ibu kota tersebut dapat berdampak pada percepatan pemerataan SDM, akses, peluang ekonomi yang terjadi di luar Jawa segera teratasi.
"Yang pindah itu ibu kota, maka percepatan untuk mengatasi ketimpangan-ketimpangan tersebut akan sangat dahsyat. Apalagi ada sekitar seratus ribu PNS yang juga akan pindah ke sana. Upaya dalam membangun pemerataan tersebut akan segera terlaksana," ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu 28 Agustus 2019 petang
Khofifah juga mengatakan, jika Kalimantan merupakan pusat pemerintahan, maka pertumbuhan-pertumbuhan baik perguruan tinggi, perkembangan industri 4.0, dan lainnya akan segera tumbuh dan berkembang.
"Industri-industri kreatif yang awalnya dinilai hanya dekat dengan orang kota akan juga berkembang di sana," katanya.
Ditanya mengenai dampak kepada Jatim sendiri, Khofifah menerangkan bahwa kantor Perwakilan Dagang Jatim yang berada di Balikpapan cukup dekat dengan Panajam yang akan jadi Ibu kota. Jika memang harus bangun di Panajam, pihaknya akan membangun kantor perwakilan dagang tersebut.
"Kita punya cukup banyak komoditas yang dikirim ke Kalimantan Timur. Soal pindah atau tidak, ya akan kita lihat dulu," katanya.
Khofifah menambahkan, peluang bagi Jatim apabila ibu kota pindah ke Kalimantan akan sangat besar. Ini dikarenakan, sentra perdagangan antar pulau yang dimiliki Jatim sangat besar.
"Kalau untuk Jatim sangat besar peluangnya. Karena sentra perdagangan Jawa Timur banyak ke Kalimantan," katanya.
Namun, Khofifah belum mengetahui mengenai kota mana yang akan dijadikan sentra perdagangan bagi Jawa Timur.
"Surabaya-Balikpapan bisa langsung kapalnya. Ini beriringan dengan program Pak Jokowi tol laut. Kita lihat di Balikpapan sentra, kalau di Panajam berarti kita harus bangun di sana (Kantor Perwakilan Dagang)," katanya.