Khofifah Menang Start, Pilgub Jatim Dianggap Kurang Kompetitif
Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam, menilai pertarungan pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur dinilai tidak akan terlalu kompetitif.
Hal ini karena dua paslon yakni Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Mumtas (Gus Hans), Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim kalah start dibanding Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak yang sangat sering menyapa masyarakat.
Surokim Abdussalam mengatakan, untuk menyapa 31 juta sekian pemilih di Jatim dibutuhkan tenaga dan waktu yang panjang. Sedangkan, dua kandidat yang ada baru memulai perjalanan saat proses pendaftaran dimulai.
"Itu (waktu) jadi problem karena persiapan penting. Untuk menjangkau 30 juta pemilih Jatim bukan barang gampang, sekarang tinggal siapa punya surplus elektoral yang punya kans memenangkan persaingan," ujarnya.
Selain itu, dua paslon tersebut juga harus menyesuaikan dengan adat budaya yang ada di lima kultur di Jatim. Antara lain wilayah Arek, Madura, Pantura, Tapal Kuda, hingga Mataraman.
Selain itu, lanjut Surokim Abdussalam, perlu strategi khusus untuk meraup suara di wilayah pedesaan yang jumlahnya sangat banyak dan wilayah yang luas.
"Tidak hanya cukup menang di wilayah urban kalangan menengah, tapi bagaimana menggarap pemilih ruural di pedesaan dengan wilayah demikian luas di Jatim. Itu yang saya sebut kenapa arena Jatim tidak ramah bagi siapapun termasuk yang baru," tuturnya.
Melihat kondisi yang ada, Surokim Abdussalam menilai, khususnya PKB seakan hanya menjaga marwah sebagai partai pemenang di tengah dinamika politik yang terjadi. Namun, ia menilai potensi menang masih sangat berat.
Advertisement