Khofifah: Indonesia Butuh PPHN Antisipasi Krisis Global
Bangsa Indonesia akan merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, pada Rabu 17 Agustus 2022. Sejumlah rencana telah disusun oleh pemerintah melalui Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN) yang disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam pidato kenegaraan di Gedung MPR RI, Jakarta, 16 Agustus 2022.
Hal ini dinilai penting untuk mengantisipasi dampak negatif akibat krisis global yang tengah terjadi saat ini. Mulai kondisi geopolitik dan geostrategis dunia, ancaman krisis pangan, krisis energi serta krisis keuangan.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menilai, PPHN yang disampaikan sangat diperlukan sebagai panduan pembangunan bangsa ke depan.
"Untuk mencapai tujuan pembangunan bangsa di tengah dinamika geopolitik dan geostrategis dunia, bangsa Indonesia membutuhkan pokok-pokok haluan negara," kata Gubernur Khofifah usai menghadiri Rapat Paripurna Istimewa DPRD Provinsi Jawa Timur Tahun Sidang 2022.
Khofifah menjelaskan, pokok-pokok haluan negara ini akan menjadi acuan yang harus dipedomani setiap pemimpin di negeri ini. Baik presiden maupun kepala daerah yang terpilih. Sehingga, akan ada sinergi dan kesinambungan yang terarah untuk bersama-sama mewujudkan pembangunan bangsa demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
"Maka kembali penting bagi bangsa Indonesia memiliki pokok-pokok haluan negara sebagai arah pembangunan bangsa dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia seperti dulu kita dipandu dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN)," ucapnya.
Sementara itu, Presiden Jokowi hadir pada sidang istimewa DPR RI untuk menyampaikan pidato kenegaraan tahunan di Gedung MPR RI. Dalam pidatonya, orang nomor satu di Indonesia ini menyampaikan agar semua pihak tetap 'eling lan waspodo' dalam menghadapi tantangan global yang saat ini sulit.
Di antaranya, pandemi COVID-19 belum sepenuhnya pulih, perekonomian dunia belum sepenuhnya bangkit, ditambah dengan perang antara Rusia dan Ukraina yang berdampak pada krisis energi, pangan dan ekonomi dunia
"Kita harus selalu eling lan waspodo, harus ingat dan waspada. Kita harus selalu cermat dalam bertindak. Kita harus selalu hati-hati dalam melangkah," pesannya.
Hal ini tentu tidak mudah bagi seluruh negara di dunia dan termasuk Indonesia. Namun dengan modal gotong royong, sinergi dan kolaborasi semua pihak, Indonesia mampu menghadapi pandemi COVID-19.
"Semua ini harus kita hadapi dengan kehati-hatian dan kewaspadaan. Namun, di tengah tantangan yang berat, kita patut bersyukur, Indonesia termasuk negara yang mampu menghadapi krisis global ini," kata Presiden Jokowi.
Dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia, bangsa Indonesia telah menunjukkan diri sebagai bangsa yang tangguh.
Presiden Jokowi memaparkan bahwa kekuatan kedua Indonesia adalah optimalisasi sumber energi bersih dan ekonomi hijau harus terus ditingkatkan. Ketiga perlindungan hukum, sosial, politik, dan ekonomi untuk rakyat harus terus diperkuat. Pemenuhan hak sipil dan praktik demokrasi, hak politik perempuan dan kelompok marjinal harus terus dijamin.
Lalu UMKM harus terus mendapatkan dukungan agar bisa segera naik kelas. Digitalisasi ekonomi yang telah melahirkan dua decacorn dan sembilan unicorn terus didorong untuk membantu pemberdayaan UMKM. Kelima pembangunan Ibu Kota Nusantara harus dijaga keberlanjutannya.
"IKN bukan hanya untuk para ASN, tetapi juga para inovator dan para wirausahawan. Bukan hanya berisi kantor-kantor pemerintah, tetapi juga motor penggerak ekonomi baru," urainya.
Kembali Presiden Jokowi menegaskan bahwa harus selalu waspada, hati-hati, dan siaga karena Krisis demi krisis masih menghantui dunia. Perang geopolitik dunia mengancam keamanan.
"Saya mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersatu padu, mendukung agenda besar bagi pencapaian Indonesia Maju. Dengan komitmen dan kerja keras, dengan inovasi dan kreativitas," ajaknya.
"Marilah kita bersatu padu, untuk Indonesia Maju. Indonesia pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat," pungkasnya.