Khofifah Diminta Mundur dari Pencalonan Ketua IKA UA.
Beredar pesan Whatsapp berisi surat terbuka yang ditujukan kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Surat yang ditandatangani Agoes Widiastono pada Jumat, 2 Juli 2021 berisi tentang permintaan mundur dari pencalonan sebagai Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Arilangga (IKA UA).
Berikut Isi lengkap surat terbuka Widiastono:
Kepada Yang Terhormat,
Ibu Khofifah Indar Parawansa
Gubernur Jawa Timur
di Tempat
Perihal: Surat Terbuka untuk Ibu Khofifah Indar Parawansa
“Dengan hormat,
Merujuk perkembangan dan situasi menjelang Kongres X IKA UA tanggal 3 Juli 2021 di mana kondisi makin kurang kondusif karena banyak maneuver-manuver politik yang sudah jauh dari etika politik yang ada. Maka bersama ini kami sampaikan dengan hormat agar Ibu Khofifah Indar Parawansa untuk mengundurkan diri dari proses pencalonan ketua umum IKA UA periode 2021-2025.
A. Pertimbangan Umum
1. Sebagai Gubernur Jawa Timur, Ibu Khofifah merupakan ibu dari seluruh lapisan masyarakat Jawa Timur dengan berbagai latar belakang pendidikan yang telah ditempuh.
2. Jawa Timur adalah salah satu Provinsi dengan dinamika yang sangat tinggi dan berbagai macam hal yang perlu perhatian khusus dan penangan lebih.
B. Pertimbangan Khusus
1. Universitas Airlangga maupun IKA UA tentunya akan turut serta melakuakn penilaian terhadap kinerja Gubernur Jawa Timur, jika prestasi yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Timur bagus amka penilaian yang akan diberikan oleh UNAIR maupun IKA UA menjadi kurang “greget” karena posisi Ibu Khofifah adalah Ketua Umum IKA UA.
Sebaliknya, jika ada kebijakan Gubernur Jawa Timur yang kurang mengena pada masyarakat maka UNAIR maupun IKA UA akan “ewuh pakewuh” menyampaikan kritik yang membangun kepada Gubernur Jawa Timur.
2. Jika prestasi Gubernur Jawa Timur sangat bagus maka dimungkinkan IKA UA memberikan rekomendasi kepada UNAIR untuk memberikan gelar doctor (honoris kausa) kepada Gubernur Jawa Timur, nilai rekomendasi tersebut akan menjadi sangat lemah di mata masyarakat umum jika kedudukan Ibu Khofifah Indar Parawansa juga merangkap sebagai Ketua Umum PP IKA UA.
3. Kami melakukan penilaian secara subjektif, bahwa beberapa pihak yang “getol” mengusulkan dan mengusung Ibu Khofifah Indar Parawansa sebagai Calon Ketua Umum PP IKA UA Periode 2021-2025 adalah orang-orang yang selama ini belum pernah memberikan konstribusi positif kepada UNAIR maupun IKA UA dan cenderung opotunis.
Dengan beberapa pertimbang tersebut di atas maka sekali lagi kami mengajukan pemohonan kepada Ibu Khofifah Indar Parawansa untuk mengundurkan diri dari proses pencalonan Ketua Umum PP IKA UA periode 2021-2025. Dan kami yakin pengunduran tersebut akan diterima masyarakat dengan baik dan juga memberikan kesan kepada ibu, bahwa Ibu Khofifah Indar Parawansa seseorang yang terhormat dan jauh dari kesan rakus jabatan”.
Ada Dugaan Intervensi
Agoes Widiastono mengirim surat terbuka permintaan pengunduran diri itu terkesan mendadak. Agoes menyebut keputusan itu diambil setelah melihat situasi menjelang sidang Kongres X IKA UA yang tidak kondusif. Salah satunya dengan adanya dugaan intervensi dari pemerintah.
“Kami ingin mengadakan kongres dengan riang gembira, sebab kami alumni semua ini saudara. Ketika nama Ibu Khofifah masuk kondisinya jadi tidak kondusif. Ada kecenderungan tim pengusungnya aklamasi. Alumni juga terpecah belah jadi dua kubu, pro dan kontra dan saling gontok-gontokan,” katanya.
Agoes menambahkan, selain itu ada beberapa kandidat yang sempat didatangi oknum. Oknum itu meminta dua dari delapan kandidat calon Ketua Umum IKA UA untuk mengundurkan diri,
“Semua kedelapan kandidat calon Ketua Umum IKA UA itu putra-putri terbaik UNAIR. Kemarin ada yang bilang saya, dua kandidat didatangi oknum agar mundur. Ayolah ikuti proses sidang yang demokrasi dengan baik tanpa tekanan. Melihat adanya intervensi itu akhirnya saya harus melakukan yang harus saya lakukan,” jelasnya.
Agoes Widiastono Siap Jika Diperlukan Audiensi
Dalam surat tersebut, Agoes juga menulis dirinya siap melakukan audiensi jika memang diperlukan. Bersamaan dengan surat tersebut, Agoes yang dulunya merupakan salah seorang pimpinan sidang Kongres X IKA UA yang digelar pada 3 Juli 2021 mengundurkan diri jabatannya. Yaitu sebagai Sekretaris II PP IKA UA Periode 2017-2021, Ketua Pokja LPJ PP IKA UA Periode 2017-2021 dan salah satu unsur Pimpinan Sidang pada Kongres X PP IKA UA. Agoes juga meminta maaf jika pengunduran dirinya dilakukan secara mendadak.
Mengundurkan Diri Agar Bebas Berpendapat
Saat dikonfirmasi Ngopibareng.id melalui sambungan telepon, Agoes menyebut pengunduran dirinya dikarenakan agar dia bisa menyuarakan pendapatnya. Khususnya kepada semua kandidat Calon Ketua Umum PP IKA UA periode 2021-2025. Di mana salah satunya adalah Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa.
“Saya mengundurkan diri karena saya pengurus panitia inti, sebagai salah satu pimpinan sidang kongres. Jadi tidak elok jika membuat surat terbuka kepada salah satu kandidat. Selain itu, agar saya bisa bebas bicara ke semua kandidat calon lainnya,” katanya.
Agoes Mewakili Pendapat Teman
Kala ditanya alasan Agoes mengirim surat terbuka agar Khofifah mundur dari pencalonan, Alumnus Unair itu menyebut dia tidak memiliki kepentingan pribadi. Agoes mengatakan dia hanya mewakili temannya yang tidak berani bersuara.
“Saya tidak ada kepentingan pribadi, jika ada saya malah merapat ke beliau. Biar saya dapat proyek. Saya ini hanya mewakili beberapa teman yang tidak bisa mengutarakan pendapatnya secara langsung. Intinya saya tidak mengatasnamakan semua alumni,” bebernya.
Kaget Ketika Nama Gubernur Jatim Terdaftar Sebagai Kandidat Ketua Umum IKA UA
Agoes menyebut, dia kaget ketika mengetahui nama mantan Menteri Sosial itu terdaftar pada kandidat calon Ketua Umum PP IKA UA. Sebelumnya beberapa alumnus sempat meminta secara pribadi agar perempuan kelahiran 1965 itu maju sebagai calon Ketua Umum IKA UA. Namun, kala itu iu keempat anak ini menolak.
“Kami pernah beberapa orang atas nama pribadi meminta ibu untuk maju sebagai ketua umum IKA UA. Sudah tiga kali meminta namun beliau menolak jika dipilih melalui voting. Bahkan di media beliau juga bilang hal serupa, beliau mau menjabat jika dipilih secara aklamasi. Makanya pas tahu nama beliau terdaftar di last-minute, kami kaget dan bertanya-tanya,” ucapnya.
Sejak saat itu Agoes mencoba menelusuri nama-nama yang mengusung Gubernur Jatim itu. Sayangnya, dari fakta yang ditemukan orang yang mendukung termasuk dalam kategori tidak pernah aktif dalam IKA UA dan tidak berkonstribusi kepada UNAIR.
Meminta Khofifah Mundur Agar Lebih Mudah Bekerjasama
Agoes menambahkan, jika Khofifah berada di luar IKA UA kemungkinan kerjasamanya akan lebih mudah. Agoes pun memberikan perumpamaan pemberian gelar kehormatan doktor alias honoris kausa.
“Di dalam penjelasan kami tertulis, sebenarnya posisi ibu di luar UNAIR itu membuat sinergi lebih enak. Misal ketika kami akan memberikan gelar doctor honoris kausa karena ibu salah satu putri terbaik UNAIR, orang akan menghargai dan mengapresiasi. Tapi kalau ibu jadi Ketua Umum IKA UA dan dapat gelar itu, orang akan mencibir,” katanya.
Begitu pula sebaliknya, ketika akan melayangkan kritikan. Jadinya repot dan serba salah. “ Kalau yang dilakuakan gubernur salah langkah dan kebijakannya tidak mengena sampai masyarakat bawah, nantinya ewu pakewuh. Mau kritik tajam itu sesama alumni, apalagi kalau beliau menjabat sebagai Ketua alumi. Kan repot, akhirnya tidak terjadi sinergi bagus,” imbuhnya.
Tidak Bisa Memaksa
Surat terbuka itu sudah dikirimkan Agoes secara personal melalui Whatsapp kepada Khofifah. Agoes pun mengetahui respons alumnus Universitas Indonesia itu. Agoes menyadari dia tidak bisa memaksakan pendapatnya. Apa pun keputusan Khofifah itu sepenuhnya hak dia. “Surat ini sudah saya sampaikan kepada ibu, dan mendapat respons. Sempat ditanyakan alasan saya mengirim surat, saya lalu menjelaskan baik-baik. Kalau nantinya beliau masih tetap maju, itu di luar ranah saya,” tegasnya.