Khofifah dan Bupati se-Jatim Tanam Mangrove di Teluk Pangpang
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama 38 bupati dan walikota se-Jawa Timur melakukan penaman mangrove, pada Jumat, 29 Oktober 2021. Penanaman mangrove ini dilakukan di Kawasan Ekonomi Esensial (KEE) Teluk Pangpang, Desa Wringin Putih, Kecamatan Muncar, Banyuwangi. Keberadaan hutan mangrove ini bisa menjadi pagar alami bagi kawasan pesisir.
Khofifah menyatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mentargetkan restorasi mangrove seluas 290 hektar. Penanaman mangrove di Teluk Pangpang ini bagian dari pemenuhan target tersebut. Sebelumnya, Gubernur juga telah melakukan penanaman di Ujungpangkah.
“Kemarin kita turun di Ujungpangkah Gresik. Hari ini di Muncar, Insya Allah awal November kita akan turun ke Probolinggo dan Bangkalan,” jelas Khofifah usai melakukan penanaman mangrove.
Mantan Menteri Sosial ini menjelaskan, secara nasional Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Badan Restorasi Gambut Dan Restorasi Mangrove tahun ini ditargetkan 34 ribu hektar. Sebelum peta restorasi mangrove dari kementerian terbit, Jawa Timur sudah mengawali melakukan rehabilitasi mangrove.
“Jadi kita menunggu Kementrian KLHK melalui tim Badan Restorasi Gambut Dan Restorasi Mangrove. Sebelum itu turun kita sudah mendahului proses penanaman mangrove,” ungkapnya.
Khofifah menjelaskan, penanaman mangrove ini melibatkan banyak stake holder dan banyak relawan. Penanaman mangrove ini dilaksanakan sambil melakukan pemetaan daerah strategis lain yang bisa ditumbuh kembangkan. Diharapkan restorasi mangrove bisa berseiring dengan upaya untuk membangun ekosistem dan habitat laut yang bisa memberikan ketahanan dari seluruh ekosistem di laut.
“Dan tentu diharapkan ini akan berseiring dengan upaya meningkatkan daya dukung alam dan lingkungan dan antisipasi terhadap global warning,” tegasnya.
Nantinya, menurut Khofifah, dimanapun lokasi peta restorasi mangrove dari Kementerian KLHK pihaknya akan melakukan langkah yang berseiring. Yang penting saat ini Jawa Timur telah mulai melakukan proses penanaman mangrove. Karena, lanjutnya, hal ini harus dilakukan percepatan dan sinergi.
“Pada hari yang sama, bisa saja dilakukan (penanaman) di sangat banyak titik, sesuai dengan nanti peta intervensi program dari Badan Restorasi Gambut Dan Restorasi Mangrove,” bebernya.
Keberadaan hutan mangrove ini, menurut Khofifah sangat penting. Karena hutan mangrove ini bisa mengurangi intrusi. Selain itu, hutan mangrove ini akan memberikan kekuatan pemagaran daerah-daerah pesisir, memperbaiki dan menumbuhkan habitat laut.
“Dan tentu ketika habitat laut sudah tumbuh seperti yang sudah pernah saya datangi di Probolingo, ketika belum dilakukan proses restorasi mangrove mereka harus mencari ikan jauh dari tempat tinggal mereka. Setelah proses restorasi mangrove dilakukan bahkan 7 atau 8 kecamatan sekarang mencari ikannya di situ,” kisah Khofifah.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, Jumadi menyatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mentargetkan restorasi mangrove seluar 290 hektar yang terbagi pada 10 titik. Untuk yang ditanam di Banyuwangi saar ini luasannya mencapai 25 hektar dengan pembiayaan dari dana APBD. Nantinya akan ada tambahan seluas 75 hektar dari APBN.
“Jadi total 100 hektar di Banyuwangi. Ada di kawasan ekosistem esensial Teluk Pang pang yang meliputi 1.663 hektar. Itu yang untuk dana Apbd. Yang 75 hektar itu masuk sampai ke (wilayah Kecamatan) Pesanggaran,” jelasnya.
Teluk Pangpang sudah ditetapkan sebagai KEE oleh Gubernur Jawa Timur. Sehingga pegelola maupun kawasannya sudah diatur dengan regulasi tertentu. Artinya, kata Dia, kawasan tersebut harus di lindungi tetapi juga punya jasa lingkungan.
“Jasa lingkungan itu bermanfaat untuk yang mengelola. Jadi ketika ibu Gubernur tadi menanam mangrove, satu, kawasan konservasi terjaga kedua jasa lingkungannya akan memberikan manfaat bagi nelayan,” katanya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi menapresiasi Pemprov jatim yang terus men-support pembangunan di Banyuwangi. Bagi Ipuk, dengan keterlibatan pemprov ini akan menambah luasan hutan bakau di Banyuwangi.
“Ini adalah kampanye, bentuk ajakan kepada warga untuk menjadi bagian dalam menjaga iklim serta mempeluas ruang terbuka hijau di Banyuwangi," jelas Ipuk Fiestiandani.
Advertisement