Khofifah: 10% Warga Jawa Timur Potensi Positif
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, menurut data saat ini 10 persen warga Jawa Timur khususnya di daerah zona merah berpotensi terjangkit virus covid-19.
Ia mengatakan, untuk mengurangi potensi tersebut pihaknya melakukan tracing terhadap kasus-kasus positif di Jawa Timur. Maka, angka Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasein Dalam Pengawasan (PDP) terus meningkat.
Untuk ODP per hari ini ada 18.769 orang. Sedangkan untuk PDP di Jatim sudah menyentuh angka 2.849.
Khofifah mengatakan, tracing secara detil adalah salah satu cara yang dilakukan Pemprov Jatim untuk mecegah penyebaran covid-19. Terlebih saat ini, 60 persen kasus positif di Kota Surabaya berasal dari pasien PDP.
"Kita terus lakukan tracing. Baru saja ada konfirmasi bahwa di Indonesia ini sebagai catatan, dari berbagai daerah yang potensial untuk positif itu ada sekitar 10 persen. Jadi, hal-hal seperti ini harus kita lakukan telaah lebih komprehensif. Apapun caranya akan kita lakukan untuk bisa mengurangi dan menghentikan penyebaran covid-19 di Jawa Timur," kata Khofifah, Selasa 28 April 2020 di Gedung Negara Grahadi, saat melakukan konferensi pers terkait persebaran data pasien covid-19 di Jatim.
Khofifah mengatakan, potensi 10 persen warga terjangkit covid-19 tersebut tak terlepas dari banyaknya warga yang ternyata masuk dalam kategori Orang Tanpa Gejala (OTG). Para OTG tersebut merupakan carrier atau pembawa virus covid-19, namun mereka tidak memiliki gejala klinis. Menurutnya, OTG sangat berbahaya bagi masyarakat umum.
"Misalnya, dia ini tidak batuk, dia juga tidak demam, apalagi sesak nafas. Tapi dia carrier. Pada posisi ini dia bisa menularkan, tapi dia sendiri juga tidak tahu. Jadi bukan dia sengaja menularkan virusnya, tapi karena dia tidak tahu," kata.
Karena itu, Khofifah berharap warga Jatim khususnya Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Gresik, bisa mentaati aturan-aturan yang diberlakukan di PSBB.
Khofifah mengatakan, PSBB ini adalah salah satu ikhtiar Pemprov Jatim untuk bisa memutus rantai penyebaran covid-19, dan segera bisa menyelesaikan permasalahan pandemi ini. Sehingga warga tak perlu lama-lama berada dalam bayang-bayang covid-19.
"Agar semua bisa kembali bekerja dan melakukan kegiatan sosial kemasyarakat seperti biasanya. PSBB ini untuk kebaikan bersama. Karena ada hal yang kita tidak tahu, ternyata ada carrier atau orang tanpa gejala berada di sekitar kita," katanya.