Khilafah HTI = Khalifah dalam Al-Quran? Gus Nadir Kritik Din
Nadirsyah Hosen mengkritik imbauan Din Syamsuddin yang menyamakan khilafah HTI dengan khalifah dalam Al-Qur’an. Din Syamsuddin dinilai telah keliru karena tidak bisa membedakan antara sistem khilafah dengan khalifah.
“Point kedua amat fatal kelirunya: tidak ada satupun ayat Al-Qur’an yang menggunakan istilah Khilafah. Yang ada itu soal Khalifah,” ujar Guru Besar Hukum Islam di Monash University itu, dalam cuitan twitternya, dikutip ngopibareng.id, Senin 1 April 2019.
Menurut Gus Nadir, dalam hal tersebut MUI gagal paham bedakan keduanya. Yaitu yang disampaikan dalam poin kedua hasil imbauan taushiyah dewan pertimbangan MUI yang berbunyi:
"Khilafah adalah sistem pemerintahan, Al-Quran ataupun hadis hanya menetapkan perlunya tercipta sistem pemerintahan sehingga bentuk pemerintahan itu sendiri tidak ditentukan. Yang terpenting dalam sebuah pemerintahan adalah terciptanya keadilan yang dipimpin oleh kepala negara yang adil. Karena itu, banyak negara Islam yang menganut sistem kerajaan, demokrasi dan lain sebagainya."
“Walaupun di Indonesia khilafah sebagai lembaga politik tidak diterima luas, namun khilafah yang disebut dalam Al-Quran adalah ajaran Islam yang mulia (manusia mengemban misi menjadi wakil tuhan di bumi/khalifatullah fil ardh)”
Khilafah adalah sistem pemerintahan, Al-Quran ataupun hadis hanya menetapkan perlunya tercipta sistem pemerintahan sehingga bentuk pemerintahan itu sendiri tidak ditentukan. Yang terpenting dalam sebuah pemerintahan adalah terciptanya keadilan yang dipimpin oleh kepala negara yang adil. Karena itu, banyak negara Islam yang menganut sistem kerajaan, demokrasi dan lain sebagainya.
Adapun jika yang dimaksudkan dalam poin kedua imbauan MUI adalah khalifah yang berarti pemimpin, yaitu manusia sebagai makhluk yang mengemban tugas sebagai pemimpin. Khilafah dan khalifah secara i’lal sharfi berbeda, secara semantik pun memiliki makna yang berbeda. Keduanya tidak bisa disamakan. (adi)