Khazinatul Asrar, Kitab Naqsyabandiyah? Ini Penjelasan Santri
Satu kitab sangat berpengaruh dalam kehidupan kerohanian orang-orang pesantren dan penganut tasawuf. Itulah kitab Khazinatul Asrar. Tapi, benarkah itu merupakan Kitab Naqsyabandiyah? Ini penjelasan Hafifuddin:
Salah satu kitab yang dikenal di dunia pesantren adalah Khazinatul Asrar. Judul lengkapnya adalah Khazinatul Asrar Jalilatul Adzkar. Kitab ini merupakan sebuah kompilasi tentang keutamaan beberap surat dan ayat Al-Qur'an berdasarkan hadits sahih.
Alasan ditulisnya kitab ini adalah karena sang penulis, Syaikh Muhammad Haqqi an-Nazili, melihat mayoritas ikhwan meninggalkan membaca Al-Quran. Padahal, Al-Qur'an adalah materi tawasul yang paling utama dan amal yang paling cepat menarik ke dalam surga. Oleh karenanya, kitab ini bukanlah kitab mistik sebagaimana diasumsikan oleh sebagian orang.
Pada bagian akhir, Syaikh Haqqi an-Nazili menulis sebuah bab yang berkaitan dengan tatacara khatam khajakan yang masyhur di kalangan ikhwan Tarekat Naqsyabandiyah berikut silsilah tarekat beliau.
Dari sinilah, kitab ini juga menjadi bagian khazanah Naqsyabandiyah yang harus dibaca oleh ikhwan Naqsyabandiyah guna memperkaya wawasan serta menerima nur faidl dari Masyayikh Naqsyabandiyah.
Syaikh Haqqi an-Nazili dalam kitabnya tersebut menjelaskan silsilah tarekatnya sebagai berikut:
1. Syaikh Muhammad Haqqi an-Nazili
2. Syaikh Khalil Hilmi
3. Syaikh Muhammad Jan al-Makki
4. Syaikh Abdullah ad-Dihlawi.
5. dan seterusnya.
Syaikh Abdul Majid al-Khani an-Naqsyabandi (w. 1318 H.) dalam al-Hadaiqul Wardiyah menempatkan Syaikh Muhammad Jan al-Makki sebagai khalifah Syaikh Abdullah ad-Dihlawi di urutan kedelapan belas. Beliau wafat sekitar tahun 1266 H. dan meninggalkan banyak khalifah yang tersebar di Rum. Dalam Talfiqul Akhbar disebutkan bahwa diantara khalifah Syaikh Jan al-Makki adalah Muhammad Thayyib bin Zaid al-Awrali.
Seorang khadim Syaikh Jan al-Makki bercerita bahwa anaknya pernah sakit parah dan hampir mati. Di tengah kebingungannya, khadim tersebut membawa anaknya ke hadapan sang guru yang kebetulan sedang muraqabah. Dia memohon pada Syaikh Jan agar anaknya didoakan sembuh. Tak lama kemudian, sang anak sembuh berkat doa Syaikh Jan.
Martin van Bruinessen dalam Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia mengidentifikasi, Syaikh Khalil Hilmi berkebangsaan Turki. Namun menurut beliau, Syaikh Hilmi mendapat ijazah dari Syaikh Jan al-Makki yang menjadi khalifah Syaikh Ahmad Said. Hal ini berbeda dengan penjelasan Syaikh Haqqi an-Nazili sendiri, Syaikh Abdul Majid al-Khani dan Syaikh Muhammad Murad al-Qazani.
Dengan demikian, Syaikh Abdullah ad-Dihlawi melahirkan (minimal) tiga jalur silsilah yang terlacak, bahkan berkembang pesat di dunia Islam:
Pertama, dari Syaikh Muhammad Jan al-Makki (w. 1266H.), ke Syaikh Khalil Hilmi, lalu ke Syaikh Muhammad Haqqi an-Nazili (Penulis Khazinatul Asrar). Menurut Martin, jalur ini berkembang di Malaya dan Sumatera.
Kedua, Syaikh Khalid bin Husain as-Syahrazawri al-Utsmani (w. 1242 H.). Jalur ini kemudian dikenal dengan Naqsyabandiyah Khalidiyah. Di Mesir, Khalidiyah hidup berkat Syaikh Muhammad Amin al-Kurdi (w. 1332 H.), penulis Tanwirul Qulub, beserta keturunan dan para khalifahnya.
Ketiga, Syaikh Abu Said al-Ahmadi beserta putranya, Syaikh Ahmad Said al-Ahmadi. Beliau merupakan anak-cucu Syaikh Ahmad al-Faruqi as-Sirhindi (w. 1034 H.), pembaharu milenium kedua. Saat ini, silsilah dari beliau disebut Naqsyabandiyah Ahmadiyah Muzhariyah.
Guru besar silsilah ini yang berasal dari Madura adalah Syaikh Abdul Azhim Bangkalan (w. 1335 H.), khalifah Sayyid Muhammad Shalih az-Zawawi (w. 1307 H.), khalifah Syaikh Muhammad Muzhar (w. 1301 H.), khalifah Syaikh Ahmad Said (w. 1277 H.), khalifah Syaikh Abu Said al-Ahmadi (w. 1250 H.), khalifah Syaikh Abdullah ad-Dihlawi (1158-1240 H.) quddisa sirruhum.
Syaikh Muhammad Haqqi an-Nazili bin Ali bin Ibrahim wafat di Mekah pada tahun 1301 H. Diantara karya beliau adalah: al-Futuhatul Makkiyah, Asbabul Quwah fi Adabul Akli was Syurbi, Ahkamul Madzhab fi Athwaril Liha was-Syawarib, Tanbihur Rasul ala Taqshiridz Dzuyul, Thibbul Qur'an, Tafhimul Ikhwan fi Tajwidil Qur'an dan Khazinatul Asrar Jalilatul Adzkar.
Wallahu a'lam.
Kambingan Barat
Sabtu, 28 Syawal 1441 H. / 20 Juni 2020 M. Sumber: akun facebook Hafifuddin
Advertisement