Khamenei Bersumpah Balas Kematian Jenderal Garda Revolusi
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei bersumpah akan membalas serangan Amerika Serikat (AS) yang menewaskan komandan Pasukan Quds Garda Revolusi Iran, Jenderal Qasem Soleimani. Komandan Garda Revolusi Iran tewas dalam serangan udara yang dilakukan AS di Baghdad, Irak.
Mengutip Antaranews, Khamenei juga menetapkan masa berkabung selama tiga hari untuk seluruh wilayah Iran sebagai penghormatan atas tewasnya Soleimani.
Selama ini, Soleimani sangat dikagumi warga Iran dan dianggap sebagai pahlawan yang telah tanpa pamrih berjuang demi Iran.
"Mati syahid menjadi hadiah atas supaya tanpa henti yang telah dilakukannya dalam beberapa tahun ini," ujar Khamenei dalam pernyataan resminya melalui twitter.
"Dengan kepergiannya, insyaAllah, pekerjaan dan jalannya tidak akan dihentikan, tapi pembalasan dendam yang hebat menunggu para penjahat kriminal yang melumuri tangan busuk mereka dengan darahnya dan para martir lainnya dalam insiden semalam," tegas Khamenei dalam bahasa Farsi.
Khamenei menyebutkan bahwa semua orang yang mendukung Soleimani akan menjadi para "avengers".
"Kepergian jenderal kita yang berdedikasi dan disayangi itu sangat pahit. Tapi melanjutkan perjuangan dan mencapai kemengan akhir akan semakin menyakitkan hati para pembunuh dan penajat itu," ujar Khamenei.
Sementara itu, Garda Revolusi Iran sendiri telah mengonfirmasi kematian Soleimani dalam serangan udara di kompleks Bandara Internasional Baghdad pada Jumat, 3 Januari 2020 pagi waktu setempat.
Serangan udara yang menewaskan Soleimani dilakukan melalui sejumlah helikopter milik militer Amerika Serikat.
Serangan yang menewaskan Soleimani juga telah dibenarkan Pentagon. Dalam pernyataanya, Pentagon menyebutkan bahwa serangan itu merupakan perintah dari Presiden AS Donald Trump sebagai langkah defensif guna melindungi personel AS di Irak.
"Jenderal Soleimani secara aktif mengembangkan rencana menyerang diplomat-diplomat dan personel militer Amerika di Irak dan sekitarnya. Jenderal Soleimani dan Pasukan Quds yang dipimpinnya bertanggun jawab atas kematian ratusan warga Amerika dan anggota koalisi dan melukai ribuan orang lainnya," tulis Pentagon.