KH Said Aqil Siroj: Empat Ulama Berjasa dalam Pelurusan Pemahaman Islam
Jakarta: Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengatakan, ada empat ulama yang paling berjasa dalam menjaga dan meluruskan pemahaman tentang Islam. Pertama, Hasan Basri. Menurut Kiai Said, Hasan Basri adalah orang yang berjasa dalam mengembalikan Islam kepada khittahnya yaitu Islam sebagai ajaran agama bukan ideologi politik.
“Setelah banyak muncul partai politik, ada Syi’ah, Jabbariyah, Mu’tazilah, dan lainnya, Hasan Basri mengembalikan Islam pada khittahnya atau Aswaja (Ahlussunnah Waljamaah),” kata Kiai Said, dikutip ngopibareng.id, Senin (31/10/2017).
Kedua, Imam Syafi’i. Murid Imam Malik ini dinilai berjasa dalam meluruskan pemahaman Islam sehingga tidak liberal dan juga tidak radikal. “Imam Syafi’i menggabungkan Al-Qur’an, hadis, dan akal (dalam istinbath hukum),” katanya.
Ketiga, Imam Abu Hasan Al Asy’ari. Kiai Said menceritakan, sepeninggal Imam Syafi’i umat Islam terjebak dalam sebuah paham tasybih atau menyerupakan Allah dengan makhluknya. Seperti Allah memiliki tangan, wajah, dan duduk di atas Arasy. Lalu kemudian, Imam Asy’ari melakukan pelurusan pemahaman-pemahaman tersebut. Selain itu, Imam Asy’ari juga yang menciptakan konsep tentang sifat-sifat Allah yang dua puluh dan meletakkan sifat wujud menjadi sifat pertama Allah.
Keempat, Imam Ghazali. Bagi Kiai Said, Imam Ghazali adalah ulama yang berjasa karena mampu mengharmonisasikan antara kelompok fikih dan sufi. Kelompok fikih lebih mementingkan tampilan luar dalam melaksanakan syariat. Seperti ketika salat maka yang penting adalah bajunya bagus, bersih, dan rapi. Entah hatinya seperti apa. Sedangkan kelompok sufi menganggap dalam beribadah yang paling utama adalah hati. Bagi kelompok sufi, tidak apa-apa bajunya kumuh dan bau dalam salat. Karena yang penting hatinya.
“Sufi dan fakih bertengkar. Imam Ghazali mengharmonisasikan keduanya. Syariat harus diamalkan, hatinya (sufi) juga harus dibangun,” jelas Alumni Universitas Ummul Qura itu.
Terakhir, Hasyim Asy’ari. Menurut Kiai Said, pendiri NU tersebut berjasa karena mampu menggabungkan antara nasionalisme dan Islam.
“Kiai Hasyim Asy’ari mengeluarkan jargon hubbul wathon minal iman,” jelasnya, saat menyampaikan sambutan di Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari Daan Mogot Jakarta, Sabtu (21/10/2017) malam. (adi)