KH Chusein Ilyas: Dicaci Tak Tumbang, Dipuji Tak Terbang
Dicaci tidak tumbang dipuji tidak terbang. Demikian petuah KH Chusein Ilyas, sesepuh kiai di Jawa Timur.
Memang, dalam hidup antara pujian dan cacian dua kutub yang berbeda, tapi selalu dihadapi manusia. Khususnya, dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat.
Dua hal yang berhadap-hadapan bisa ditangkis dengan sikap sebagaimana diajarkan Islam, yang dipraktikkan dalam kehidupan para alim dan ulama di masa kinii.
Tak diragukan kealiman dan kezuhudannya. Pernah mengemban amanah Rais Syuriah PCNU Kabupaten Mojokerto.
Ada pesan penting KH. Husein Ilyas yang selalu disampaikan kepada masyarakat, khususnya umat Islam. Yakni: Ash-Shafa, Al-Wafa dan Al-Jafa.
Berikut penjelasannya:
Ash-Shafa, menurut kiai Husein Ilyas, memiliki arti belajar membersihkan hati dan Mencintai semua hal-hal yang baik. Hal tersebut dapat dicapai ketika kita "Thalabul Ilmi", mengerti mana yang benarr dan mana yang kurang benar.
Al-Wafa, harus memiliki komitmen kejujuran terhadap diri sendiri. Mengatakan ‘iya” jika iya, dan mengatakan “tidak” jika memang tidak. Tidak boleh menjadi seorang yang munafik, karena akan berdampak dan berbalik kepada diri sendiri.
Yang ketiga adalah Al-Jafa, dicaci tidak tumbang dipuji tidak terbang. Maksudnya yaitu kita sebagai hamba Allah harus mengedepankan sifat tawadhuk. Tidak perlu terlalu bahagia ketika dipuji oleh sesama, dan tidak perlu terlalu sedih ketika dicaci oleh orang lain.
Demikian semoga bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Advertisement