Keutamaan Ilmu dan Mencintai Orang Alim
Ka'ab bin al-Ahbar mengatakan bahwa sesungguhnya Allah Subhanahu wa-ta'ala (SWT) akan menghisab amal hamba. Apabila kejelekan-kejelekannya
lebih unggul daripada kebaikannya, maka ia diperintahkan ke neraka.
Ketika para malaikat menggiring mereka ke sana, Allah Swt. berkata kepada Jibril, “Temukan hamba-Ku. Bertanyalah kepadanya, apakah pernah duduk dalam majelis orang alim tatkala di dunia. Bila benar, Aku mengampuninya dengan pertolongan alim tersebut.” Kemudian, Jibril bertanya kepada hamba tersebut. Namun, ia menjawab “Tidak.” Jibril berkata, “Wahai Tuhan, Engkau mengetahui keadaan hamba-Mu yang berkata 'tidak.” Allah Swt. berkata, “Bertanyalah kepadanya, apakah ia mencintai orang alim?”
Ia menjawab, “Tidak.” Allah Swt. berkata lagi, “Bertanyalah kepadanya lagi, apakah ia pernah duduk makan bersama orang alim.”
Ia menjawab, “Tidak.” Allah Swt. berkata lagi, “Bertanyalah kepadanya, apakah namanya sama dengan nama orang alim, atau nasabnya berasal dari nasab orang alim?”
la menjawab, “Tidak”. Allah Swt. berkata lagi, “Bertanyalah kepadanya lagi, apakah ia mencintai seseorang yang mencintai orang alim?”
Ia menjawab, “Ya”. Allah Swt. berkata kepada Jibril, “Ambillah tangannya. Masuk
kan ia ke surga. Aku mengampuni dosanya sebab itu.”
Demikian dikisahkan dalam Kitab An-Nawadir. Wallahu a'lam bisshawab.
Semoga kita termasuk mencintai ilmu dan juga orang alim. Amiin...
Dzikir pagi
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ.
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Lebih afdhal membaca Sayyidul Istighfar:
اللّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآ إِلٰهَ إِِلآّ أَنْتَ ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَ أَبُوْءُ بِذنْبِي، فَاغْفِرْلِيْ ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إلاَّ أَنْتَ
Bisa dibaca artinya:
“Ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau sudah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan berusaha selalu ta’at kepada-Mu, sekuat tenagaku Yaa Allah. Aku berlindung kepada-Mu, dari keburukan yang kuperbuat. Kuakui segala nikmat yang Engkau berikan padaku, dan kuakui pula keburukan-keburukan dan dosa-dosaku. Maka ampunilah aku ya Allah. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.”
Jangan lupa Shalawat Fatih:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ، الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ، وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ .
Semoga hari ini lebih baik dari hari sebelumnya.
Advertisement