Selain Andalkan Tinggi Badan Balde, Persebaya Siapkan Skema Lain
Persebaya Surabaya masih mengandalkan skema permainan dari sisi sayap lalu umpan ke tengah dengan memanfaatkan postur tinggi badan striker asing mereka, Amido Balde.
Skema Persebaya ini memang begitu terlihat setelah keberadaan Balde di skuat ini. Maklum, pemain tersebut memiliki tinggi badan 193 centimeter. Dengan posturnya yang menjulang, Balde tentu memiliki keunggulan dalam duel bola atas. Sebagai bukti, sejauh ini gol Amido Balde kebanyakan lahir dari sundulan.
Hanya saja, tak selamanya keunggulan postur Balde cukup efektif dalam urusan mencetak gol.
Balde sendiri sudah mengemas dua gol dari tiga penampilannya bersama Persebaya di babak penyisihan grup Piala Presiden 2019 lalu. Jumlah golnya masih kalah dibanding Manuchekhr Dzhalilov yang sudah mengemas tiga gol.
Pelatih Persebaya Djajang Nurdjaman mengakui faktor tinggi badan Balde menjadi keunggulan dalam memenangkan duel-duel udara. Namun ia juga menyadari bahwa tak selamanya Balde bisa mencetak gol dengan keunggulan tersebut.
"Itu adalah keunggulan Balde. Dia bisa mencetak gol dengan sundulan. Karena kita tahu tinggi badannya di atas rata-rata pemain bola Liga 1," kata Djanur sapaan akrabnya, Sabtu 23 Maret 2019.
Djanur mengakui, ia akan maksimalkan keunggulan postur Balde di setiap pertandingan yang akan dilalui Persebaya, Namun ia juga menyadari hal itu bisa saja sangat mudah dibaca lawan.
"Saya pikir kita bisa maksimalkan Balde dengan keunggulannya itu. Tapi kami juga harus punya variasi serangan lain (jika Balde buntu)," ujar pelatih asal Majalengka itu.
Saat ini tim berjuluk Bajul Ijo itu terus mengasah variasi serangan lainnya. Hal itu tentu dilakukan untuk mengantisipasi jika nanti skema main dengan mengandalkan Balde benar-benar tak jalan.
Selama babak penyisihan grup A kemarin, skema Persebaya sangat mudah ditebak. Lawan-lawan mereka sudah mulai mengetahui pola permainan tim berjulukan Bajul Ijo itu.
Persebaya memang punya variasi serangan lain. Setidaknya seperti yang mereka tunjukkan saat mengalahkan Persib Bandung 3-2. Kala itu, gol-gol Persebaya yang dicetak Manu Dzhalilov dan Irfan Jaya lahir lewat skema permainan bola-bola bawah.
Djanur sendiri saat ini terus mematangkan sejumlah pola permainan sebagai opsi jika terpaksa mengubah skema main sesuai dengan situasi di lapangan maupun taktik yang diterapkan lawan.(hrs)