Ketum PBNU: HUT ke-79 RI Jadi Penanda Nusantara Baru
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf berharap peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia menjadi penanda untuk nusantara baru, yang sejalan dengan tema peringatan kemerdekaan tahun ini.
"Peringatan hari ulang tahun ke-79 kemerdekaan RI semoga bisa menjadi penanda untuk nusantara baru, penanda untuk Indonesia yang lebih maju," ujar Yahya Staquf dalam rilisnya, Jumat, 16 Agustus 2024.
Pemerintah Indonesia menetapkan tema 'Nusantara Baru, Indonesia Maju' pada momen peringatan kemerdekaan RI tahun ini.
Tema tersebut dipilih karena HUT ke-79 RI bertepatan dengan tiga momen penting yaitu penyambutan ibu kota baru di Ibu Kota Nusantara (IKN), momen pergantian presiden, serta menuju Indonesia Emas 2045.
Ia mewakili jamiyah Nahdlatul Ulama mengucapkan selamat merayakan peringatan kemerdekaan ke-79 RI dan tak lupa mendoakan agar bangsa Indonesia selalu diberi rahmat dan pertolongan dari Sang Pencipta.
"Dengan rahmat Allah SWT. dengan pertolongan, bimbingan, anugerah, dan kekuatan Allah SWT. untuk segenap bangsa Indonesia," kata dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyampaikan ucapan terima kasih kepada rakyat Indonesia yang telah bersama-sama melintasi tantangan dan perubahan selama 10 tahun ini dengan kuat.
Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2024 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat, 16 Agustus 2024.
"Kepada seluruh rakyat Indonesia di manapun berada, yang selama 10 tahun ini telah dengan kuat bersama-sama melintasi tantangan demi tantangan, menapaki langkah demi langkah, dan menghadapi terjadinya perubahan demi perubahan, sehingga kita sebagai sebuah bangsa yang besar bisa sampai pada titik ini," katanya.
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin juga meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia di penghujung masa jabatannya yang menyisakan waktu sekitar dua bulan lagi untuk harapan yang belum bisa terwujud.
"Saya dan Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin mohon maaf. Mohon maaf untuk setiap hati yang mungkin kecewa untuk setiap harapan yang mungkin belum bisa terwujud, untuk setiap cita-cita yang mungkin belum bisa tergapai," kata Presiden.
Jokowi menyadari dirinya masih belum sempurna dalam memimpin Indonesia. Oleh karena itu, Kepala Negara merasa perlu meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia atas segala keterbatasannya.