Ketum LDII Sebut Medsos Bisa Provokasi, Dorong Edukasi Warga
Ketua Umum DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Chriswanto Santoso mengatakan media sosial (Medsos) bisa menjadi sumber provokasi yang mengakibatkan konflik di tengah masyarakat. Maka perlu mengedukasi masyarakat terhadap bahayanya Medsos. Sebab saat ini, sulit membatasi orang dalam mengakses berita-berita dari internet.
“Untuk itu, memberikan wawasan terhadap dunia digital menjadi bagian dari upaya kita supaya lebih dewasa, tidak gampang terprovokasi. Kami punya satu visi yang jelas dalam rangka menuju NKRI,” kata Chriswanto saat menerima kunjungan mantan Duta Besar RI untuk Ukraina Yuddy Chrisnandi di Kantor DPP LDII, Jakarta Sabtu 21 Mei 2022 malam.
Sarjana Teknik lulusan ITS Surabaya mengapresiasi kunjungan dari mantan Dubes Ukraina tersebut. Dan itu sejalan upaya LDII menjalin hubungan dan kerja sama yang baik untuk mengimplementasikan delapan bidang pengabdian LDII kepada bangsa.
“Kunjungan Mas Yuddi ini sebagai upaya kami memperbanyak akses untuk membangun network untuk menyukseskan program delapan klaster yang dicanangkan oleh LDII,” ujarnya.
Menurut Chriswanto, semakin banyak, network atau jaringan, semakin luas akses dalam mengakselerasi program kerja LDII supaya mudah dicapai.
Dengan dukungan mantan Menpan RB itu, dalam kapasitasnya sebagai politisi, akademisi maupun birokrat, Chriswanto berharap bisa meningkatkan dan kualitas delapan program klaster LDII. Yakni mempercepat kesejahteraan masyarakat Indonesia, memperkuat NKRI yang berdasarkan Pancasila dan sebagai upaya pencapaian Indonesia yang lebih adil, makmur, dan sejahtera.
Sementara Yuddi menilai LDII memiliki SDM yang unggul sehingga kontribusinya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. “Kontribusi LDII di tengah masyarakat Indonesia pada umumnya sudah tidak diragukan lagi. Sejak kelahirannya di tahun 1970-an hingga sekarang, sudah mencetak generasi unggul yang sangat luar biasa,” kata guru besar Universitas Nasional (UNAS) tersebut.
Politisi Golkar itu mengapresiasi delapan kontribusi LDII untuk bangsa. Menurutnya, hal itu selaras dengan program pembangunan nasional yang dicanangkan pemerintah.
Komitmen dari delapan program LDII yang diimplementasikan itu hanya suatu penegasan, bahwa program-program pembangunan nasional selaras dengan program-program yang dicanangkan oleh LDII.
Yuddy memandang LDII merupakan Ormas Islam yang konsen dalam pemberdayaan umat. Ia menyarankan, LDII baik langsung atau tidak langsung bersinergi dengan pemerintah sebagai upaya meningkatkan ekonomi masyarakat. “Hal ini tentu harus kita kembangkan dan sudah selayaknya pemerintah memberikan dukungan untuk hal tersebut,” ujar Yuddy.
Dalam pertemuan tersebut, Yuddy menceritakan konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Menurutnya, umat Islam di Ukraina banyak yang terdampak dari invasi yang dilakukan oleh Rusia.
Advertisement